JAYAPURA, PapuaSatu.com – Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda mengakui ada aksi penembakan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menewaskan dua anggota TNI dari Satgas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) yakni Letda Inf Amran Blegur dan Pratu Fredi, di jembatan Tingginambut, kampung Tingginime, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Minggu (19/8/2018).
“Jadi, memang benar ada aksi penembakan di Tingginambut yang menewaskan 2 anggota TNI, hal ini diluar dugaan karena selama ini tidak ada aksi penembakan, sekarng saya masih menunggu laporan yang akurat dari aparat kepala kampung, kepala distrik termasuk Kapolres dan jajaran,” kata Bupati Yuni Wonda didampingi Kapolres AKBP. Ary Purwanto kepada wartawan di kantor Gubernur Papua, Dok II Kota Jayapura, Senin (20/8/2018).
Mewakili Pemerintah dan Masyarakat Puncak Jaya, Bupati Yuni Wonda menyampaikan turut berbelasungkawa atas tewasnya dua anggota TNI yang tertembak diduga oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
“Selaku pimpinan daerah atas nama Pemerintah dan masyarakat saya sangat sesalkan masih ada oknum yang lakukan tindakan tidak terpuji seperti ini,” ujarnya.
Menurut Bupati, aksi penembakan ini bukan hal baru karena sudah sering dilakukan oknum – oknum tidak bertanggung jawab untuk merusak kedamaian di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.
“Kami berharap seluruh masyarakat tetap tenang karena yang terjadi ini adalah oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Dikatakan, sejak kepemimpinannya pada Desember 2017, dirinya intens berkoordinasi bersama jajaran Muspida setempat baik Kapolres, Dandim serta pimpinan DPR dalam upaya mengantisipasi pergerakan kelompok ini dan terus melakukan upaya persuasif.
“Kemarin beda. Kita diperintahkan Kapolri, Panglima TNI dan Mendagri sertabpara pimpinan di pusat bahwa konsep yang dibangun kemarin itu harus pendekatan secara emosional, kekeluargaan dengan beberapa kebijakan,” jelasnya.
“Salah satunya pengikut kelompok yang dulu, banyak yang sudah kita rekrut, berdayakan pekerjakan mereka di satpol pp, maupun pekerjaan jalan mereka yang awasi,” jelasnya lagi.
Namun kebijakan persuasif tersebut kini telah berubah dan KKB tidak harapkan seperti itu. “Sehingga kami berharap untuk mereka tidak lagi melakukan tindakan seperti itu. Kalaupun mereka punya keinginan, kita pemerintah daerah apa yang kita lakukan bisa melibatkan mereka. Tapi memang apa yang kita pikirkan dengan yang mereka (KKB) pikirkan itu tidak sama karena faktor manusia, lain berpikir, lain berkata,” ungkapnya.
Pemerintah puncak Jaya telah membantuan pesawat untuk mengevakuasi jenazah kedua korban. Selain itu juga diberikan sedikit bantuan biaya untuk mendukung kelancaran pemakaman.
“Saat ini bisa kami laporkan bahwa situasi keamanan di wilayah puncak Jaya aman. Masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti biasanya, sementara aparat keamanan terus melakukan penjagaan disetiap titik terutama di wilayah kota mulia,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Puncak Jaya, AKBP Ary Purwanto juga turut menyampaikan ucapan belangsungkawa dan duka yang mendalam atas tewasnya dua prajurit TNI saat mengemban tugas menjaga keamanan di wilayah Puncak Jaya
“Ini merupakan tantangan bagi kami selaku kapolres yang baru. Kedepan kita harus lebih bersinergi lagi baik dari rekan tni, unsur pemda baik dalam upaya preemptif dan preventif,” kata Kapolres Ary Purwanto.
Perwira berpangkat dua bunga melati yang baru tiga hari menjabat sebagai Kapolres Puncak Jaya mengharapkan dukungan masyarakat yang mempercayakan pengamanan dan stabilitas keamanan kepada aparat keamanan TNI/Polri.
“Kami unsur muspida akan berupaya semaksimal mungkin agar kejadian tidak terulang lagi ke depan,” ujarnya.
Saat ini pihaknya TNI/Polri masih melakukan investigasi penyelidikan terkait dengan kasus ini.
Kasus penembakan terhadap dua anggota TNI ini bermula ketika, kedua korban pada Minggu pagi menerima telepon dari anak buah panglima kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), Goliat Tabuni yang bernama Erianus Tabuni.
Dimana Erianus meminta korban untuk memberikan bantuan makanan dan juga aki dengan perjanjian jika permintaanya dituruti, Erianus akan menyerahkan satu buah senjata laras pendek kepada korban namun diberondong hingga tewas.
Korban Letda Amran Blegur mengalami luka tembak di kepala dan luka panah di bagian perut dan pinggang. Sementara Pratu Fredi mengalami luka tembak di kepala dan luka panah dibagian pinggang kiri dan kanan.Jenazah keduanya pada Senin pagi telah diterbangkan dari Mulia ke Jayapura. [piet]