Festival Budaya Asmat Sarana Pelestarian Nilai Luhur

2442

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Ukiran dan kerajinan tangan suku Asmat sangatlah terkenal. Keunikan dan nilai seni budaya yang tinggi mampu menarik wisatawan lokal maupun asing untuk datang berkunjung. Guna mepromosikan keunikan tersebut, Festiva Budaya Asmat ke 32 digelar.

Berdasarkan Press Release Penerangan Kodam (Pendam) XVII/Cenderawasih yang diterima PapuaSatu.com, kemarin Festival Budaya Asmat yang ke 32 ini mengambil tema “Jangan Padamkan Api Wayir untuk terus menghidupkan nilai – nilai luhur budaya Asmat”.

Tema yang diambil tersebut memiliki maksud agar budaya – budaya yang ada di dalam Suku Asmat jangan sampai berubah dikarenakan zaman yang semakin canggih.

Wayir adalah pusat dari Jew/Yai (Rumah Adat Asmat) yang dibatasi dengan nyiur daun sagu, ditempat itu tetua adat berkumpul membicarakan permasalahan yang ada ataupun merencanakan dan menjalankan aktivitas kebuadayaan. Dalam sistem kepemimpinan Suku Asmat.

Ada pemimpin yang disebut Jew Aramat Ipitsj yang tugasnya khusus menjaga dan merawat Jew serta mendapat mandat untuk memastikan api di tungku api wayir tetap menyala, mengapa demikian? Karena tungku perapian ini bernilai sakral yang tinggi, dan merupakan simbol kehadiran supra natural, tempat kehadiran para leluhur sehingga disebut juga Cessae Jouse artinya tungku keramat tungku milik leluhur.

Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Papuapun  hadir dalam Festival Budaya Asmat yang ke 32 yang di Lapangan Yos Sudarso, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Senin (23/10/2017)

Festival Budaya Asmat dilaksanakan dari tanggal 19 -. 24 Oktober 2017, pembukaan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2017 oleh Bupati Kabupaten Asmat Elisa Kambu, S.Sos dan dihadiri juga oleh perwakilan Dubes New Zealand.

Kegiatan dalam festival ini yaitu manuver perahu, eksebisi tarian, demo mengukir dan menganyam, serta lelang ukiran dan anyaman. Jumlah peserta yang mengikuti Festival Budaya Asmat adalah 449 orang yang terdiri dari 199 orang pengukir, 60 orang penganyam, 90 orang penari, 100 orang pendayung perahut

Forkopimda yang terdiri dari Gubernur Papua, Lukas Enembe, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit beserta Ibu, Kapolda Papua yang diwakili oleh Irwasda Polda Papua, Kabinda Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon dan Danlantamal X/Jayapura yang diwakili oleh Asisten Intelijen Kolonel (E) Sadikin Rajali membuka acara pelelangan ukiran – ukiran yang berupa ukiran kecil tinggi 30 – 40 cm, ukiran sedang dengan tinggi 30 – 70 cm, ukiran besar dengan tinggi 70 – 100 cm, Patung ceritera yaitu ukiran yang mengandung legenda dan mitos setempat, panel yaitu jenis ukiran merupakan ciri khas Keenok (wilayah Sawa) dan Unir Sirau (wiayah Komor), dan ukiran tradisional yaitu ukiran yang telah diciptakan sejak awal seperti perisai, tifa, tombak, busur – anak panah dan patung bis.

Acara pelelangan tersebut langsung dipandu oleh Ketua Panitia Festival Budaya Asmat Bapak Emerikus Sarkol, pada hari tersebut berhasil melelang 28 buah ukiran dan anyaman dimana Gubernur Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih turut mengambil bagian dalam pelelangan kerajinan tangan tersebut.

Dalam sambutannya Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, “tidak ada yang memiliki keunikan seperti yang dimiliki oleh suku Asmat, bukan hanya karena budaya ukirannya yang sangat indah saja selain itu juga karena Kabupaten Asmat adalah Kabupaten yang dibangun diatas air (rawa) karena dasar bangunannya dan jalan terbuat dari papan.”

“Ukiran – ukiran yang terbaik dalam setiap Festival Budaya Asmat akan ditampilkan pada PON tahun 2020 di Papua,” jelas Gubernur Papua.

Pangdam XVII/Cenderawasih dalam kesempatan tersebut menyampaikan,”Saya sangat senang berada di Agats Kab. Asmat dengan segala keunikan dan budayanya yang sangat bagus dan saya baru pertama kali juga berkunjung ke sini.”

“Saya sudah berbincang dengan Bupati Kabupaten Asmat, bahwa kami Kodam XVII/Cenderawasih membuka kesempatan bagi putra/i Asmat yang mau mendaftar sebagai Prajurit TNI kami akan mengutamakan Putra asli Papua”, tambah Mayjen TNI George Elnadus Supit.

Dalam acara ini turut hadir juga Danrem 174/ATW Brigjen TNI Asep Setia Gunawan, S.I.P beserta ibu, Asintel Kasdam XVII/Cenderawasih beserta ibu, Bupati Kabupaten Asmat Elisa Kambu, S.Sos, Wakil Bupati Kabupaten Asmat Thomas E. Safanpo, ST ,Uskup Keuskupan Agung Kabupaten Asmat, Kasdim 1707/Merauke Mayor Arm Boby, Kapolres Asmat AKBP Abdul Aziz U., dan segenap Pimpina SKPD Kabupaten Asmat. (Abe)