
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Mengundang presenter kondang dalam acara Kick Andi di Metro TV, Andy F Noya dan komedian stand up comedi, Soleh Solihun, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Papua, menggelar temu responden di Aston Hotel Jayapura, Senin (25/6/2018).
Kepala KPw BI Papua, Joko Supratikto mengungkapkan bahwa malam temu responden tersebut sebagai apresiasi Bank Indonesia kepada para responden yang selama ini telah dengan sukarela membantu dalam upaya pihaknya mengumpulkan data survai di Papua.
Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah koordinator pengrajin tradisional di Kota Jayapura dari Kelompok Ania, Mama Merry.
Yang memajang aneka kerajinan, seperti noken, sepatu dan sandal dari kulit kayu, dan lain-lainnya, Mama Merry mengaku bahwa dalam memasarkan hasil kerajinannya sampai saat ini masih terkendala dengan tempat untuk memasarkan hasil kerajinan, baik yang dibuatnya sendiri ataupun dari mama-mama yang ada di kelompoknya.
Dan kini sedikit terbantu setelah dibuatkan honay di kawasan Kelurahan Angkasapura oleh Bank Indonesia, sehingga Mama Merry kini memiliki satu tempat yang lebih layak meski secara pasar agak jauh dari keramaian.
Andi Noya pun member tips pemasaran secara online sebagai salah satu solusinya, dengan mengisahkan bagimana seorang pengrajin di daerah Sulawesi Selatan, yang dengan teknologi komunikasi (internet), bisa berkembang dari yang semula hanya menjangkau pasar di kampungnya, sehingga mampu menjadi eksportir barang yang diproduksinya.
Narasumber berikutnya adalah Mislan, petani bawang merah dari Kampung Arsopura, Distrik Skamto, Kabupaten Keerom.
Mislan yang sebelumnya berkebun kakao, karena keuntungan yang menurun, beralih menjadi petani bawang merah.
Setelah mendapat bantuan Bank Indonesia, dari yang sebelumnya tidak sampai seperempat hektar, sehinga dapat menanam bawang merah lebih satu hektar yang dikerjakan secara berkelompok.
Joko saat tampil diundang Andi Noya di podium, menyatakan pemilihan pengrajin noken Mama Mery dan Petank Bawang Merah, Mislan, adalah sebagai salah satu upaya dalam mengembangkan sektor UMKM bidang ekonomi kreatif dan pertanian maupun perikanan.
Pemilihan pertanian bawang merah, karena di Papua, bawang merah menjadi salah satu faktor inflasi, karena sebelumnya Papua sangat bergantung pengiriman dari Jawa dan Sulawesi.
Terkait dengan survai oleh Bank Indonesia, salah satu pihak yang membutuhkan data hasil survai adalah kalangan perbankan.
Wayan dari BRI Cabang Jayapura mengakui dengan data hasil survai, penting baginya maupun kalangan perbankan lain untuk melihat potensi yang ada di kalangan dunia usaha untuk memastikan pembiayaan yang diberikan dapat benar-benar berkembang, karena usaha yang dilakukan debitur juga berkembang baik.
Dalam acara temu responden, Bank Indonesia mengundang 200-an responden dari Kota dan Kabupaten Jayapura.
“Responden yang kami undang sekitar 200-an orang, karena di Kota Jayapura memang segitu. Kalau totalnya di Papua ada 800-an responden, baik itu di Timika, Merauke dan lain-lain,” jelasnya saat ditemui wartawan usai acara.[yat]