Data Perbankan di Papua Tunjukkan Trend Positif

826
, Misran Pasaribu

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kamis (7/6) kemarin, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua dan Papua Barat mengeluarkan data statistic tentang perkembangan perbankan di Papua dan Papua Barat.

Dalam data yang dikeluarkan OJK, menunjukkan trend positif perkembangan perbankan di Papua.

Namun diakui Kepala OJK Papua dan Papua Barat, Misran Pasaribu, kepada wartawan di kantornya, Kamis (7/6/2018), semua data statistic yang dikeluarkannya lebih didominasi oleh data dari Bank Papua. “Semua angka didominasi dari Bank Papua, termasuk NPL-nya,” ungkapnya.

Hal itu, seperti data terkait penarikan dana oleh pemerintah daerah dalam rangka realisasi anggaran, data statistic perbankan di Papua sangat berpengaruh pada data DPK (Dana Pihak Ketiga) perbankan yang turun. “DPK Papua turun, biasanya ada penarikan dana oleh Pemda,” jelasnya.

Turunnya DPK, kata Misran Pasaribu, juga berpengaruh pada aset yang berkurang.  “Biasanya paling terlihat pada Bulan Desember, karena saat itu Pemda membutuhkan anggaran untuk realisasi anggaran,” jelasnya lagi.

Untuk data statistic perbankan di Papua dan Papua secara umum yang dikeluarkan OJK Papua dan Papua Barat, diketahui bahwa per tanggal 30 April 2018 pertumbuhan kredit Bank Umum di Provinsi Papua mencapai 6,57% dan Papua Barat sebesar 9,81% dengan nominal masing-masing Rp25,06 T dan Rp10,5 T.

Meningkatnya pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan membaiknya Rasio Non Performing Loan (NPL) Net yang turun dari 2,73% pada April 2017 menjadi 1,74% (- 36,33%) pada April 2018 dan untuk Provinsi Papua turun dari 2,7% menjadi 1,27% (-59,95%).

Namun demikian, NPL Gross Bank Umum di Papua sedikit naik dari 5,17% menjadi 5,34% (3,19%) dan Papua Barat turun dari 6,17% menjadi 3,23% (-47,54%).

“Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa kredit bermasalah di Papua dan Papua Barat relatif dapat diselesaikan oleh Perbankan dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Papua dan Papua Barat,” ujar Misran Pasaribu.

Dikatakan juga, bahwa Aset Bank Umum di Provinsi Papua mengalami penurunan dari Rp64,3 T pada april 2017 menjadi Rp 61,62 T (-4,15%) pada april 2018, namun terjadi peningkatan aset pada aset Bank Umum di Papua Barat yaitu dari Rp15,94 T menjadi Rp18,77 T (17,75%).

Begitu juga dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Papua mengalami penurunan dari Rp40,12 T pada April 2017 menjadi Rp39.88 T pada April 2018, sehingga dengan adanya peningkatan kredit dan penurunan DPK maka Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Papua meningkat dari 58,6% menjadi 62,83%.

Dengan kata lain, fungsi intermediasi Perbankan semakin membaik.  DPK Bank Umum di Papua Barat mengalami peningkatan cukup signifikan dari Rp12,17 T pada April 2017 menjadi Rp13,59 T pada April 2018 (11,63%).  Sehingga dikarenakan peningkatan DPK lebih tinggi dari peningkatan Kredit maka LDR Bank Umum di Papua Barat mengalami penurunan dari 78,61% menjadi 77,33 % pada April 2018.

Selain itu, Pertumbuhan Kredit BPR di Papua per April 2018 mencapai 14,39% dan Papua Barat sebesar 10,38%. Namun Rasio Net Performing Loan (NPL) BPR menunjukkan tren negatif yaitu naik dari 2,11% pada April 2017 menjadi 2,93% (38,46%) pada_ April 2018 dan untuk Provinsi Papua Barat naik cukup signifik2n dari 5,77% menjadi 11,88% (105,99%). Tingginya NPL di Papua Barat terutama dipengaruhi oleh menurunnya kualitas kredit salah satu BPR.

Aset BPR di Provinsi Papua mengalami peningkatan dari Rp1,04 T pada april 2017 menjadi Rp1,25 T (19,37%) pada april 2018, begitu juga di Provinsi Papua Barat terjadi peningkatan aset pada aset BPR yaitu dari Rp580,73 M menjadi Rp701,33 M_ (20,77%).

Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR di Provinsi Papua mengalami peningkatan. cukup signifikan dari Rp386,12 M pada April 2017 menjadi R-p492.7 27,37%) pada April 2018, sehingga dengan adanya peningkatan lebih besar dari peningkatan kredit maka Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR di Papua menurun dari 86,77`)/0 menjadi 79,26%.

DPK BPR di Provinsi Papua Barat juga mengalami peningkatan cukup signifikan dari Rp405,97 M pada April 2017 menjadi Rp524,47 M (29,19%) pada April 2018. Sehingga dikarenakan peningkatan DPK lebih tinggi dari peningkatan Kredit maka LDR BPR di Papua Barat juga mengalami penurunan dari 80,90% menjadi 77,66 % pada April 2018. [loy]