JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kementerian Pendidikand dan Kebudayaan Republik Indonesia mendorong Noken salah satu warisan alam dunia yang sudah ditetapkan UNESCO masuk dalam kurikulum belajar mengajar mata pelajaran muatan lokal (Mulok, red) sekolah.
“Jadi, noken kita akan dorong masuk dalam kurikulum sekolah, agar siswa lebih mengenal budaya daerah Papua, seperti yang sudah diterapakan di Provinsi Bali saat ini,” kata Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Nadjamudin Ramly kepada wartawan di Jayapura, Kamis (30/8/2018).
Menurut Nadjamudin Ramly, Noken merupakan budaya dan kearifan lokal Papua yang harus di dorong masuk dalam kurikulum dan pelajaran muatan lokal di sekolah agar tetap dilestarikan sebagai salah warisan dunia.
“Sejak tahun 2017, program seninam masuk sekolah sudah berjalan, dan kita akan berupaya seluruh sekolah menerapkan mata pelajaran muatan lokal (Mulok) untuk melestarikan budaya Papua kedepan,” ujarnya.
Melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelestarian Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Papua, sudah merintis program seninam masuk sekolah yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan kesenian daerah Papua.
“Noken juga sudah masuk sekolah, tapi masih di wilayah kota Jayapura, kedepan kita harapkan ada aturan khusus dari Kemendikbud agar seluruh sekolah di Indonesia menerapkan mata pelajaran muatan lokal (Mulok) Noken,” ujarnya.
Selain itu, kata Ramly Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyelenggarakan kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM). Program ini sudah berjalan di Provinsi Bali.
Maestro yang bergabung dalam kegiatan BBM 2018 adalah seniman yang dinilai mumpuni di bidang seni. Mereka juga merupakan seniman yang telah memperoleh reputasi atau pengakuan tingkat nasional.
“Papua kemarin sudah mengusulkan, tetapi orangnya meninggal, sehingga kita akan cari lagi maestro yang terbaik di Papua, sehingga anak-anak bisa dibimbing, bahkan anak-anak bisa tinggal bersama maestro untuk belajar bersama,” kata Ramly. [piet/loy]