KPw BI dan DJPb Papua Paparkan Kondisi Ekonomi Papua Triwulan II 2018

Fauzan, Kepala Tim Advisory Ekonomi Keuangan KPw BI Papua sat memaparkan KEKR di Aula DJPb Papua, PTC Entrop. (foto : Jainuri/PapuaSatu.com)

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Guna memaparkan hasil kajiannya terhadap kondisi perekonomian di Papua, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Papua dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Papua menggelar diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Mei 2018, yang dirangkaikan dengan Kajian Fiskal Regional (KFR) Provinsi Papua Rilis Agustus 2018, di Aula DJPb, PTC, Entrop, Rabu (12/9/2018).

Fauzan, Kepala Tim Advisory Ekonomi Keuangan KPw BI Papua mengungkapkan bahwa diseminasi KEKR dan KFR tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan secara triwulanan bersama dengan DJPb.

Untuk KEKR, kata Fauzan, yakni menyampaikan informasi terkait dengan kajian ekonomi regional.

“Ini menyampaikan informasi terkini terkait dengan perkembangan ekonomi Papua sampai dengan triwulan kedua, terus bagaimana kondisi stabilitas system keuangannya dan bagaimana proyeksinya selama Tahun 2018,” jelasnya saat ditemui wartawan usai menggelar diseminasi di di Aula DJPb, PTC, Entrop.

Dari hasil kajian tersebut, jeasnya, akan menjadi bahan masukan bagi pemangku jabatan, pemerintah daerah kabupaten/kota dan provinsi.

“Mudah-mudahan dari apa yang kami sampaikan dalam kajian ekonomi regional ini bisa menjadi dasar dalam mengambil kebijakan-kebijakan ekonomi di Papua,” jelasnya.

Jadi secara umum tadi sudah disampiakan bahwa ekonomi Papua sampai di triwulan kedua mengalami pertumbuhan.

Dipaparkan,  pertumbuhan ekonomi di Papua, pada triwulan II mengalami perlambatan dibanding dengan triwulan I 2018.

“Tercatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar 24,68% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 26,08% (yoy). Pertumbuhan ini berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 5,27% (yoy) dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia,” jelasnya.

Penurunan kinerja ekonom Papua tersebut, lebih disebabkan menurunnya kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian.

“Tercatat pertumbuhan ekonomi lapangan usaha pertambangan pada triwulan II 2018 tumbuh sebesar 56,03% (yoy) lebih rendah dari triwulan I 2018 yang tumbuh sebesar 66,19% (yoy),” jelasnya.

Sementara itu, lapangan usaha pertanian, kehutanan, perikanan dan perdagangan besar, eceran, reparasi motor dan mobil juga tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya.

Tercatat, pertumbuhan masing-masing lapangan usaha sebesar 3,81% (yoy) dan 6,6% (yoy). Di sisi lain, lapangan usaha konstruksi tumbuh lebih tinggi dari 0,09% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 5,67%(yoy) pada triwulan II 2018.

“Secara umum, terjadi pertumbuhan yang melambat pada seluruh lapangan usaha,” jelasnya.[yat]