KPw BI Papua Sebut Kebutuhan Uang Tunai Selama Nataru 2023 di Papua Turun

296
Juli Budi Winantya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua
Juli Budi Winantya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Papua memprediksi kebutuhan uang tunai di wilayah Papua selama Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini mengalami penurunan.

Sehingga KPw BI Papua pun menyiapkan uang tunai Rp. 4,7 triliun, lebih rendah dibanding Tahun 2022 sebesar Rp. 5,3 triliun.

Hal itu sebagaimana diungkapkan Kepala KPw BI Papua, Juli Budi Winantya melalui siaran pernya pada Kamis (8/12/23).

“Adapun perkiraan kebutuhan uang tunai tahun ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Hal ini, kata Juli, sejalan dengan perkembangan ekonomi keuangan digital yang meningkat di Indonesia, termasuk Papua.

Untuk penyediaan uang tunai Nataru 2023, terdiri dari Rp4,65T untuk uang pecahan besar dan Rp50M untuk uang pecahan kecil.

“Penyediaan uang tunai tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan nominal dan pecahan yang cukup, serta dengan kualitas yang layak edar,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Juli, dengan didukung ekosistem pembayaran digital yang semakin cepat, mudah, murah, aman, dan handal (CeMuMuAH) membuat preferensi masyarakat menggunakan transaksi nontunai seperti QRIS, uang elektronik, dan digital banking semakin tinggi sehingga turut menjaga jumlah kebutuhan uang tunai di masyarakat.

“Bank Indonesia juga senantiasa berkoordinasi dengan perbankan dan lembaga terkait untuk memastikan ketersediaan layanan sistem pembayaran tunai dan nontunai guna mendukung kelancaran transaksi di masyarakat selama Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.

Melalui siaran pers tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua menghimbau kepada masyarakat untuk terus mengutamakan instrumen nontunai dalam melakukan transaksi, antara lain QRIS, uang elektronik, dan digital banking.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk berperilaku belanja bijak sesuai kebutuhan, berhemat, dan merawat Rupiah guna mendorong kesadaran masyarakat untuk semakin Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah.[yat]