JAYAPURA, PapuaSatu.com – Pada Juli 2023 yang merupakan tahun ajaran baru untuk sekolah-sekolah, hal itu menyebabkan terjadinya inflasi di Papua pada kelompok pendidikan yang cukup tinggi, yakni sebesar 10,33 persen (yoy), dengan kenaikan indeks dari 107,59 pada Juli 2022 menjadi 118,71 pada Juli 2023.
Hal itu sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, bahwa inflasi cukup tinggi terjadi terjadi pada subkelompok pendidikan tinggi sebesar 14,67 persen.
Inflasi cukup besar juga dicatat dari kelompok transportasi, yakni sebesar 9,49 persen (yoy), diikuti kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 3,92 persen.
Namun demikian, kelompok transportasi memiliki andil lebih besar terhadap inflasi di Papua, yakmi sebesar 1,18 persen, diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,93 persen.
Sedangkan andil dari kelompok pendidikan terhadap inflasi Papua adalah sebesar 0,37 persen.
Untuk inflasi Papua yang dicatat BPS Papua dari tiga kota Indeks Harga Konsumen (IHK), yakni Kota Jayapura, Timika dan Merauke, adalah sebesar 3,40 persen (yoy) dengan IHK sebesar 115,45.
“Seluruh kota IHK di Papua mengalami inflasi, dimana inflasi di Merauke tercatat 5,21 persen, di Timika sebesar 4,93 persen dan di Jayapura sebesar 2,17 persen,” ungkap Kepala BPS Papua, Ny. Adriana H. Carolina,SE,MM saat merilis Berita Resmi Statistik di kantornya, Senin (1/8).
Dan untuk inflasi bulanan atau month to month (mtm) pada Juli 2023 tercatat sebesar 0,10 persen dan tingkat inflasi tahun kalender atau year to date (ytd) bulan Januari-Juli adalah sebesar 2,35 persen.[yat]