Terjawab, Ini Dampak Kehadiran Starlink Dalam Operasioanl Telkomsel di Papua

122
Yasrinaldi, General Manager Region Network Operations And Productivity Telkomsel Maluku and Papua, saat memberi keterangan pers
Yasrinaldi, General Manager Region Network Operations And Productivity Telkomsel Maluku and Papua, saat memberi keterangan pers

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kehadiran teknologi Starlink menawarkan kecepatan tinggi dalam berselancar di dunia maya atau internet.

Karena itu, yang menjadi pertanyaan publik adalah bagaimana persaiangan bisnisnya dengan PT. Telkomsel ataupun dengan operator layanan internet lainnya.

Yang mana, selama ini dikenal publik bahwa layanan data oleh Telkomsel dan operator lain yang melalui fiber optik ataupun radio IP sulit menjangkau daerah-daerah pedalaman, terutama di Papua Pegunungan.

Layanan yang sementara berjalan dengan menggunakan satelit juga sangat terbatas.

General Manager Region Network Operations And Productivity Telkomsel Maluku and Papua, Yasrinaldi menjawab pertanyaan tersebut.

“Rata-rata lokasi-lokasi yang kita gelar fiber optik tidak ada masalah (terkait kualitas jaringan), kita bisa upgrade kapanpun,” ungkapnya saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (19/8/24).

Namun diakui bahwa banyak  daerah di Papua dan Maluku sebagai daerah operasional PT Telkomsel regional yang dipimpinnya tidak semua bisa digelar fiber optik.

“Yang cukup chalenge atau menantang itu adalah lokasi-lokasi yang kita pakai satelit. Satelit ini punya keterbatasan teknologi,” jelasnya.

Pihaknya justru bersyukur atas kehadiran Starlink. “Alhamdulilah saat ini kita bantu juga dengan starlink,” tuturnya.

“Kita gandeng Starlink untuk memaksimalkan kapasitas kita di daerah pegunungan, Papua pegunungan terutama,” sambungnya.

Dikatakan, saat ini layanan data di Wamena dilakukan dengan kombinasi antara radio IP dan satelit maupun penggunaan Starlink.

Kalau hanya mengandalkan Starlink, juga memiliki keterbatasan, terutama untuk proses upload dan livestreaming.

“Satelit kan teknologinya terbatas, kebetulan ada teknologi Starlink, kita gandeng ya. Jadi Starlink bukan kompetitor, kita lihat oportunity itu sebagai mitra,” ujarnya.

Karena itu, saat ini layanan data di Kota Wamena sudah lebih bagus, dan akan menyusul daerah-daerah lain, seperti Yahukimo dan Oksibil serta daerah-daerah lainnya.

Yasrinaldi juga memaparkan tentang upayanya dalam memperluas jaringan, baik untuk layanan data ataupun layanan voice.

Saat ini ada sekitar 5500 tower BTS di Papua dan Maluku yang diopersinalkan oleh PT Telkomsel, dan 1800 BTS dibangun oleh PT Telkomsel, dan sisanya oleh Bakti Kominfo.

Untuk BTS yang dibangun Bakti Kominfo maupun pemerintah daerah, PT Telkomsel bertindak selaku operator atau mengelola pemancaran signal selulernya.

Dikatakan, bahwa pembangunan tower BTS masih terus berjalan untuk meng-cover daerah-daerah yang saat ini belum terlayani jaringan seluler dari PT Telkomsel.

“Kedepan site (titik pembangunan tower BTS) pasti ada pengembangan, jumlahnya masih relatif, sampai saat ini masih sekitar 100 sampai 150 site,” ungkapnya.

Pengembangan layanan tidak hanya untuk masyarakat, tapi juga ada program strategis nasional yang sedang dikembangkan ataupun kerja sama antar perusahaan atau Business To Business (B2B).

“Misalkan program satu juta hektar sawah di Merauke,” ungkapnya.

Yang dilayani dengan sistem B2B (business to business), seperti layanan PT Telkomsel di area pertambangan bawah tanah PT Freeport Indonesia yang telah menggunakan jaringan 5G, kemudian di area Perusahaan Minyak dan Gas BP LNG Tangguh Bintuni Papua Barat, dan  industri minyak & gas bumi di Sorong.

Dikatakan, bahwa layanan untuk perusahaan besar dan kawasan program strategis nasional tersebut dilakukan di luar layanan reguler.

“Kita well come ya jika ada perusahaan atau korporasi yang bisa kita support,” ujarnya.[yat]