Tingkat Inflasi di Papua Masih Pada Tingkat Aman

1503

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Di Bulan Agustus 2018, tingkat inflasi di Papua yang tercatat dari dua kota yang dijadikan sebagai kota Indek Harga Konsumen (IHK) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, yakni Kota Jayapura dan Kota Merauke, masih dalam tingkat aman.

Hal itu sebagaimana diungkapkan Kepala BPS Papua, Simon Sapari, didampingi Bambang Wahyu Ponco Aji, selaku Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Papua, bahwa tingkat inflasi tahun kalender di Kota Jayapura pada bulan Agustus sebesar 2,99 persen dan inflasi year on year (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 4,48 persen.

Sedangkan inflasi tahun kalender Merauke di bulan Agustus 2018 tercatat sebesar 3,65 dan inflasi year on year (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 4,75 persen.

“Kalau kita mengcu pada target pemerintah, yaitu dengan inflasi 3,5 (±1), maka dapat dikatakan tingkat inflasi di dua kota IHK di Papua masih dalam kategori aman,” ungkapnya.

Dijelaskan, bahwa data inflasi sangat penting diketahui public, untuk menjaga agar roda perekonomian di satu wilayah dapat berjalan dengan baik.

“Kalau inflasi terlalu rendah, dampaknya akan merugikan pengusaha. Bisa saja banyak pengusaha yang merugi dan bahkan usahanya bisa tutup,” jelasnya.

Sementara, bila tingkat inflasi terlalu tingi, yang mana harga-harga komoditas tidak terkendali, akan merugikan konsumen, dan bahkan perekonomian suatu daerah jadi tidak stabil.

“Karena itu tugas pemerintah untuk menjaga agar inflasi dapat berlangsung pada level aman,” jelasnya.

Terkait inflasi bulanan, yakni disbanding dengan bulan Juli, pada Bulan Agustus 2018, di dua kota IHK di Provinsi Papua tercatat mengalami perubahan angka indeks yang sama, dimana Kota Jayapura mengalami deflasi sebesar 0.90 persen dan Merauke mengalami delasi 0,53 persen dengan lndeks Harga Konsumen (IHK) masing-masing sebesar 135,69 dan 138.65.

“Kota Jayapura menempati urutan ke-76 di tingkat nasional dan ke-15 di tingkat Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua), sedangkan Merauke menempati urutan ke-71 di tingkat nasional dan ke-13 di tingkat Sulampua,” ungkapnya.

Factor pendorong utama terjadinya deflasi di Kota Jayapura, kata Simon Sapari, adalah pada kelompok bahan makanan, terutama turunnya harga ikan ekor kuning.

Sedangkan di Kota Merauke, factor pendorongnya masih sama yaitu pada kelompok bahan makanan, khususnya harga ikan mujaer.[yat]