Triwulan II, Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Papua Tumbuh Positif

655
Beti Yayu Yuningsih, SE
Beti Yayu Yuningsih, SE

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan II-2017, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua pada Triwulan II-2018 juga mengalami pertumbuhan positif, yaitu sebesar 16,70 persen.

Dan untuk produksi industri manufaktur mikro dan kecil (q-to-q) Provinsi Papua Triwulan II-2018, juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,50 persen dari Triwulan I-2018.

“Jika dilihat secara (y-on-y), pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan II-2018 Provinsi Papua mengalami pertumbuhan negatif, yaitu sebesar 1,11 persen dari Triwulan II-2017,” ungkap Beti Yayu Yuningsih, SE, Kepala Bidang Statistik Produksi, BPS Papua, kepada wartawan di kantornya, Rabu (1/8/2018).

Dijelaskan, sector industri manufaktur besar dan sedang merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan yang penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Provinsi Papua.

“Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya,” jelasnya.

Untuk kontribusi sektor Industri Manufaktur pada 2018 pada triwulan I, yaitu sebesar 2,00 persen dari PDRB Papua.

Kenaikan produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-q) di Provinsi Papua yang lebih tinggi dibandingkan dengan angka pertumbuhan secara nasional yang tumbuh sebesar 1,49 persen, disebabkan karena selama Triwulan II-2018 terjadi peningkatan produksi dari Industri Makanan (KBLI 10), khususnya Crude Palm Oil (minyak kelapa sawit).

Kenaikan harga minyak mentah sawit dunia selama Triwulan II-2018 menyebabkan negara-negara produsen minyak dunia sepakat meningkatkan produksinya  guna menstabilkan pasar global.

Selain itu, Industri Kayu, Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) juga mengalami peningkatan produksi yang disebabkan lebih tingginya permintaan konsumen terhadap produk tersebut.

Kondisi yang berbeda terjadi pada produksi Industri Minuman (KBLI 11), yang selama Triwulan II-2018 mengalami pertumbuhan negatif dibandingkan dengan Triwulan I-2018.[yat]