Dua Prajurit TNI Tewas Ditembak OPM di Tingginambut-Papua

3299
Gelar Bazar, Kodam XVII/Cenderawasih Beri Bingkisan Lebaran

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Dua orang orang prajurit TNI dari  Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan), tewas ditembak oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka TPN-OPM) dalam perjalanan, dari Pos Tinggi Nambut menuju Kampung Tingginambut, kabupaten Puncak Jaya, tepatnya di Jembatan, Minggu (19/8/2018).

Kedua prajurit TNI ini masing-masing, Pratu Fredi salah satu putra asli Papua, dan Letda Inf Amran Blegur selaku Komandan Pos Tingginambut. Kini kedua korban telah dievakuasi ke RSUD Mulia, kabupaten Puncak Jaya-Papua.

Peristiwa penembakan itu bermula, Letda Inf Amran Blegur bersama anggota Pos Satgas Pamrahwan Tingginambut merencanakan untuk memberi sumbangan bahan makanan kepada anak-anak usia sekolah di Kampung Tingginambut.

Kegiatan tersebut sebagai bentuk rasa syukur para prajurit dalam memperingati HUT RI ke 73 tahun, sekaligus pemberian bahan makanan untuk memotivasi anak-anak usia sekolah di Kampung Tingginambut agar semakin giat dalam menuntut ilmu.

Tepat, Minggu 19 Agustus 2018 sekira pukul 13.30 WIT, Letda Inf Amran Blegur didampingi Pratu Fredy bergerak menuju kampung Tingginambut yang berjarak kurang lebih 1 Km dari Pos dengan membawa bahan makanan.

Beberapa menit kemudian Koramil Tingginambut mendapat informasi masyarakat tentang adanya penghadangan terhadap anggota TNI di Jembatan Tingginambut. Atas informasi itu anggota Koramil dan Pos Satgas Pamrahwan Tingginambut bergegas menuju lokasi kejadian.

Setibanya di lokasi kejadian, anggota Pos Tingginambut menemukan dua orang rekannya teewas dengan luka tembak dan panah di beberapa bagian tubuh. Selanjutnya mengevakuasi kedua korban ke RSUD Mulia dengan menggunakan mobil ambulance.

Atas peristiwa tersebut Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI George E.Supit langsung memerintahkan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap pos dan melakukan tindakan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata TPN/OPM yang berbasis di hutan pedalaman Papua.

Namun pasca peristiwa itu, Pangdam menegaskan bahwa secara umum situasi wilayah Papua tetap kondusif, dan  insiden tersebut cukup jauh dari pusat kegiatan masyarakat.

“Tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat Papua. Sangat disayangkan kelompok itu melakukan aksi di hari Minggu, hari yang kudus bagi masyarakat Papua yang sebagian besar umat Kriatiani.  Bahkan mereka tidak menghargai saudara-saudaranya sendiri. Jelas kelompok itu bukan representasi orang Papua,” tegas Pangdam.

Pangdam kembali menegaskan bahwa Kodam XVII/Cenderawasih mengutuk keras tindakan teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata yang bertujuan menimbulkan ketakutan masyarakat di wilayah Papua.

Terlebih teror tersebut dilakukan terhadap personel TNI yang sedang melakukan pengamanan di wilayah Papua melalui pendekatan kemanusiaan kepada masyarakat Papua. “Tindakan teror yang dilakukan itu jelas merupakan tindakan makar terhadap pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya.

Kendati demikian,  lanjut Pangdam, pihak Kodam XVII/Cenderawasih tetap selalu mengedepankan upaya persuasif untuk mengajak anggota kelommpok separatis itu untuk meletakkan dan menyerahkan senjata kepada pihak keamanan dan menghindari terjadinya konflik senjata demi tercapainya kedamaian di tanah Papua.

“ Kodam XVII/Cenderawasih mengajak seluruh masyarakat Papua dan bangsa Indonesia untuk bersatu melawan teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata demi tetap tegaknya kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Pangdam. [loy]