
SENTANI, PapuaSatu.com – Goyang Patola yang dilakukan oleh puluhan anak-anak pada Selasa (19/6/2018) malam di atas panggung utama iven Festival Danau Sentani (FDS) ke-XI Tahun 2018, menjadi heboh dan viral di media sosial (Medsos).
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, S.E., M.Si, pun mengaku baru mengetahui mengenai adanya goyang Patola di iven FDS kali ini.
“Saya juga baru tau ada goyang Patola ini di FDS. Jadi, aksi goyang Patola ini hanya spontanitas dan tidak ada dalam rundown atau jadwal acara secara resmi,” ucap Mathius Awoitauw, ketika di konfirmasi Kamis (21/6/2018) malam.
Bupati Mathius memastikan iven FDS ke-XI tahun 2018 tidak akan keluar dari makna budaya yang ada di wilayah Danau Sentani.
Karena di iven FDS ini ada beberapa kegiatan yang baru dilakukan, diantaranya pameran kuliner lokal, pentas budaya asli Sentani dan juga sejumlah kegiatan budaya lainnya.
Dirinya menganggap aksi goyang patola di iven FDS, merupakan inisiasi dari pembawa acara, karena kebetulan ada waktu kosong saat itu.
“Saya berharap aksi Goyang Patola ini tidak dibesar-besarkan karena aksi ini tidak ada dalam rundown acara FDS ke-XI tahun 2018 ini dan saya yakin pasti ada orang-orang yang sengaja membuat Goyang Patola ini menjadi heboh di medsos,” ujar Mathius.
Hal sama dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Chris K. Tokoro kepada wartawan melalui pesan elektroniknya. “Jadi, aksi goyang Patola ini bukan jadwal acara, atau di luar dari rundown acara FDS, hal ini terjadi secara spontanitas,” pungkasnya
Dikatakan, sesaat setelah beraksi goyang patola di atas panggung, baru pihaknya menyadarinya, sehingga selang beberapa menit langsung dihentikan.
Pihaknya pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Jayapura yang merasa terganggu atas aksi goyangan tersebut.
“Kami atas nama panitia FDS meminta maaf kepada masyarakat adat di Tanah Papua ini, terlebih khusus kepada masyarakat di Tanah Tabi atas kesalahan ini dan aksi goyangan ini tidak akan dilakukan lagi,” tungkasny. [tyi]