“Join training ini jadi langkah awal IJTI untuk meningkatkan kapasitas jurnalis di kawasan termasuk perbatasan yg memiliki peran penting bagi Indonesia,” kata Ketua Umum IJTI , Yadi Hendriana
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) bekerjasama dengan The International Program for The Development Communication (IPDC) melakukan pelatihan “Joint Training News & Documentary Production” di Dili, Timor Leste selama empat hari, 26-29 Oktober 2017.
Training ini diikuti jurnalis dari Indonesia dan Timor Leste, yang mana dalam pelatihan itu masing-masing peserta dari Indonesia akan berkolaborasi dengan rekannya dari Timor Leste untuk menyelesaikan tugas liputan dan produksi.
“Join training ini jadi langkah awal IJTI untuk meningkatkan kapasitas jurnalis di kawasan termasuk perbatasan yg memiliki peran penting bagi Indonesia,” kata Yadi Hendriana, Ketua Umum IJTI saat pembukan pelatihan yang dihadiri Menteri Muda dan Komunikasi Timor Leste, Dubes RI untuk Timor Leste dan Direktur Salvador Institute.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Menteri Muda dan Komunikasi Timor Leste, Matias Pretas Buavida menyambut baik kerjasama antara Jurnalis Indonesia dan Timor Leste.
Matias mengakui, pelatihan jurnalis yang dilakukan merupakan program yangf sudah dirancang guna meningkatkan jurnalistik. “ peningkatan kapasitas jurnalis menjadi penting bagi Timor Leste dan akan menambah kerjasama yang erat antara Indonesia dan Timor Leste, saya berharap hasilnya akan berdampak positif bagi ke dua Negara,” ungkapnya.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus mengatakan, kegiatan yang dilakukan Jurnalistik Indonesia melalui organisasi IJTI bersama Jurnalistik Timor Leste berdampak baik bagi ke dua negara.
“Kedutaan Besar R mendukung penuh kegiatan ini dan berharap bisa menjadi role model awal bagi jurnalis di dua negara dalam mengemas informas positif yang dibutuhkan publik ke dua Negara,” katanya.
Selama pelatihan, para peserta diarahkan untuk menggali, membahas dan mengangkat masalah terkait dua negara ke dalam liputan. Setiap topik yang diangkat sebagai bahan liputan, dibahas dalam perspektif Indonesia dan Timor Leste.
Misalnya persoalan pengungsi Timor Leste di Timor Barat dan penanganan asset warga Indonesia yang ditinggalkan di Timor Leste pasca Jajak Pendapat 1999.
“Masing-masing story dilihat secara komprehensip dari perspektif dua negara dan dikerjakan bersama-sama oleh jurnalis Indonesia dan Timor Leste secara berpasangan,” ujar Yadi Hendriana. (nius)