Pelayanan Kesehatan Buruk, 9 Kabupaten di Papua Terima Rapor Merah

1130
Pelayanan Kesehatan Buruk, 9 Kabupaten di Papua Terima Rapor Merah

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Dinas Kesehatan Provinsi Papua memberikan raport merah atau predikat terendah kepada 9 Kabupaten dalam pelayan keshatan di tahun 2018.

Sembilan Kabupaten yang mendapat raport merah diantaranya, Kabupaten Waropen, Mamberamo Raya, Intan Jaya, Deiyai, Dogiyai, Puncak, Nduga, Yahukimo. Kabupaten ini memiliki predikat pelayanan kesehatan sangat menurun dari lampu kuning ke lampu merah atau dalam artian buruk pada pelayanan kesehatannya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg Aloysius Giay, M.Kes menjelaskan rata-rata sistem manajemen yang tidak dilaksanakan dengan baik serta banyak aspek dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan di 9 kabupaten sehingga meraih rapor merah.

“Kabupaten – kabupaten ini saya lihat para bupatinya juga kurang peduli. Terhadap kesehatan. Jadi ini sistem kepemimpinan pemerintahannya yang kurang berjalan dan yang peduli terhadap kesehatan kurang,” kata Aloysius kepada wartawan di Jayapura. Kamis (24/5/2018).

Dikatakan, seharusnya para bupati pro aktif. Selain itu juga kalau Kepala Dinas kesehatan di kabupaten tersebut tidak pro aktif. Bagaimana mau dilakukan evaluasi secara cepat. “Karena ini kan fakta,” ujarnya.

Disinggung apakah sudah dilaporkan kepada bupati setempat soal penilaian rapo ini. Menurutnya media cetak dan elektronik sudah memblow up atau mengekspose kedalam bentuk berita.

Saat ini selalu saja alasan klasik dari 9 kabupaten yang berapor merah. Yakni akses transportasi, pembiayaan dan terbatasnya SDM. Hanya saja kadang – kadang, para tenaga medis SDM-nya menumpuk di kota dan tidak turun ke wilayah kerjanya.

Saat ditanya mengapa sampai  para tenaga medis ini tidak turun ke lapangan.  Jawabannya tidak diberikan insentif atau gaji yang diberikan tak setimpal dengan medan resiko kerja di lapangan.

“Sehingga sekarang kita sudah ada solusi antara sinkronisasi sharing antara provinsi, kabupaten dan pusat. Dimana selama ini keluhan tenaga kerja yang kurang, itu sudah ditempatkan oleh tim Nusantara Sehat Individual,”tukasnya.

Selain itu tim dari Dinas Kesehatan saat ini sudah ada satu tim lagi. Selain tim kaki telanjang yang sudah diutus. Terapung. Akan tetapi ada satu lagi, yaitu tenaga kesehatan terisolir.

“Jadi kami tempatkan pada daerah – daerah yang potensi KLB dan juga 14 titik terisolir kami tempatkan disana. Sehingga alasan – alasan bahwa tempat ini tidak ada tenaga ya tidak boleh lagi,”tuturnya.

Lebih jauh dijelaskannya 9 kabupaten yang meraih rapor merah ini rata-rata rentan terhadap penyakit TB, ISPA, Muntaber, panas demam yang tidak berhenti – henti.  “Lebih banyak penyakit lingkungan disebabkan faktor lingkungan.  Mungkin disitu cakupan imunisasinya rendah juga. Karena tidak ada tenaga.  Akhirnya kekebalan tubuh anak juga turun,”akunya.

Kata Aloy, dirinya mengaku jujur dan terbuka secara transparan. Agar hal ini dapat diketahui. Daerah mana yang pelayanan kesehatannya baik dan daerah mana yang tidak. Pasalnya saat diakumulasi dengan semua kabupaten.

Hasilnya tetap rendah. Padahal ada daerah –daerah tertentu  yang kerjanya luar biasa. Contohnya Kabupaten/Kota Jayapura, Biak Numfor dan Mappi. [piet/loy]