Jayapura, PapuaSatu.com – Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBJN) XVIII Papua telah menyelesaikan pembangunan ruas jalan Trans Papua 50,3 Km dari 113 Km sejak awal Januari hingga Bulan Juli 2017 terakhir.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional XVIII Papua, Ir Osman H Marbun, MMT mengatakan jika untuk jalan Trans Papua yang panjangnya 3.259 Km di Papua, itu sudah ditangani lebih kurang 86 persen di akhir tahun 2016.
Menurutnya, rencana pembangunan pembukaan jalan trans Papua sepanjang 113 Kilometer direncakan selesai tahun 2017, sedangkanya direncakan akan selesai di akhir tahun 2017.
“Ya, targetnya 113 Km jalan untuk kita buka. Sekarang sudah selesai setengahnya. Kita harap bisa selesai tahun ini, dari sisa pekerjaan 467 Km jalan yang akan dibuka. Jika selesai tahun depan, maka tinggal 353 Km ruas jalan lagi,” kata Osman Marbun kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (26/7/2017) kemarin.
Osman Marbun menjelaskan, ruas jalan Trans Papua sepanjang 113 Km yang tengah dibangun BBPJN XVIII Papua tersebut berada di perbatasan Papua Barat – Nabire, Enarotali – Wagete ke Timika, Enarotali sampai ke Wamena, yakni Enarotali – Sugapa – Bioga – Ilaga – Sinak – Illu – Mulia – Wamena.
Selanjutnya, dari Wamena-Jayapura lagi. Sedangkan jalan dari Wamena-Mumugu kini sudah sudah tembus, tinggal penurunan perbaikan grade. Ruas jalan dari Dekai-Oksibil Pegunungan Bintang dan Oksibil- Waropkon kini dalam tahap penyelesaian. “Itu untuk segmen-segmen yang kita mau tangani, sepanjang 467 Km,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa panjang total trans Papua 3.259 km, yang sudah terbuka sepanjang 2.905 Km sampai akhir tahun 2017. “Nah jika pembukaan jalan baru sepanjang 113 Km sudah tuntas pembangunannya maka progresnya mencapai 89 persen. Sebab saat ini, progres pembangunannya telah mencapai 86 persen,” jelasnya.
Iapun mengakui, bahwa proses pembangunan jalan trans Papua itu selali menghadapi kendala geografis dan tofografi yang sulit sehingga menyulitkan mobilisasi peralatan.
Apalagi belum dihadapkan cuaca yang ekstrim seperti cuaca yang berubah-ubah, termasuk hujan dengan suhu dingin. Belum lagi, hujan dan suhu dingin sehingga menghambat pekerjaan.
Dari sisi keamanan, diakui Osman, karena pengaruh pilkada kemarin, sedikit banyak berpengaruh terhadap pembangunan pembukaan jalan Trans Papua ini, terhadap konflik sosial akibat pilkada.
Sedangkan, soal kendala hak ulayat, BBPJN XVIII Papua terbantu oleh pemerintah daerah setempat, untuk penyelesaian hak ulayat, pertama dengan jaminan kepala daerah bahwa tanah adat diselesaikan secara adat oleh pemerintah daerah setempat dan ganti rugi yang dilakukan pemerintah daerah berdasarkan kerjasama kita dengan pemerintah daerah dalam bentuk MoU.
Ia mencontohkan pembangunan jembatan Holtekamp Kota Jayapura, disepakati pemerintah daerah mengganti rugi tanah ulayat, pembangunan fisiknya kita tangani, tujuannya untuk mempercepat pembangunan.
Yang jelas, Osman Marbun menegaskan jika pembangunan inrfastruktur di Papua, termasuk jalan trans Papua ini, menjadi prioritas bagi pemerintahan Presiden RI, Ir Joko Widodo.
“Bahkan, Presiden Jokowi langsung dimonitor oleh perkembangan pembangunannya. Pak presiden itu, sudah 6 kali datang ke Papua. Ini menunjukkan keseriusan bapak Presiden Jokowi dengan program nawacitanya yang membangun dari daerah pinggiran dan dibuktikan secara nyata, bukan proyek infrastruktur jalan saja, perbatasan diperbaiki, pasar pasar dibangun. Semuanya bertujuan untuk membangkitkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur di Papua bertujuan untuk meningkatkan konektivitas jalan, supaya mobilisasi masyarakat dan barang serta jasa yang dibutuhkan masyarakat dan menekan kemahalan harga barang yang terjadi, terutama di pegunungan Papua. Presiden Jokowi juga baru-baru ini, mengeluarkan kebijakan BBM satu harga di Papua.
Osman mengatakan jika total anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan pada tahun 2017 mencapai Rp 4 triliun, yang digunakan untuk menangani jalan sepanjang 2.905 Km.
“Dimana dari 2.905 Km itu, termasuk sepanjang 113 Km jalan baru yang dibangun tahun 2017, sisanya pemeliharaan. Bukan semua untuk membangun baru dana Rp 4 triliun itu, tapi ada untuk pemeliharaan jalan dan jembatan, termasuk peningkatan jalan dengan pengaspalan, misalnya Jayapura – Sentani jika ada kerusakan diperbaiki,” imbuhnya. (Nius)