
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kantor Imigrasi Kelas I TPI (Tempat Pemeriksaan Imigrasi) Jayapura merayakan Hari Bhakti Imigrasi ke-75, pada Jum’at (31/01/2025).
Perayaan Bhakti Imigrasi ini dihadiri langsung Kepala Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi Papua, Semuel Toba bersama pejabat structural pada Kanwil Ditjen Imigrasi Papua dan Kepala Kantor Imigrasi kelas I TPI Jayapura, Ronni Fajar Purba.
Dalam sambutannya Menteri Imigrasi dan Kemasyarakatan, Agus Indrianto yang dibacakan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi Papua, Semuel Toba, menyampaikan ucapan selamat Hari Bhakti Imigrasi ke-75 kepada seluruh insan imigrasi di seluruh penjuru negeri, dari Sabang hingga Merauke, dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote.
Sejarah menjelaskan bahwa 75 tahun yang lalu, tepatnya pada 26 Januari 1950, Pemerintah Hindia Belanda menyerahkan kedaulatan keimigrasian sepenuhnya kepada Indonesia.
Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya Djawatan Imigrasi di bawah kepemimpinan Mr. H. Jusuf Adiwinata. Sejak itu, tanggal 26 Januari selali memperingati sebagai Hari Bhakti Imigrasi.
“Hari ini, saya ingin mengajak seluruh insan imigrasi menjadikan momen ini sebagai penyemangat untuk terus berdedikasi dan berinovasi dalam memajukan Direktorat Jenderal Imigrasi sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan negara,” ujar Agus.
Dengan Tema peringatan Hari Bhakti Imigrasi ke-75 adalah “MELAYANI, MENGABDI, DAN BERINOVASI”, Agus menegaskan, tiga pilar utama ini menjadi fondasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian:
Pertama, MELAYANI: Direktorat Jenderal Imigrasi harus selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, dengan memenuhi kebutuhan mereka sesuai peraturan perundang-undangan.
“Pelayanan publik harus inklusif, seperti menyediakan fasilitas untuk penyandang disabilitas, ruang menyusui, dan area bermain anak, sehingga masyarakat merasa nyaman dan dihargai,” ujarnya.
Kemudian kedua, MENGABDI: Sebagai aparatur sipil negara, pengabdian kepada bangsa dan negara harus menjadi landasan kerja bagi seluruh imigrasi.
“Mengabdi berarti bekerja dengan penuh tanggung jawab tanpa pamrih, menjaga kehormatan Direktorat Jenderal Imigrasi di mata masyarakat, dan menerapkan nilai-nilai integritas dalam setiap tindakan,” imbuhnya.
Ketiga, BERINOVASI: Di era digital, inovasi adalah kunci keberhasilan. Dalam 100 hari pertama saya memimpin Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal Imigrasi telah meluncurkan 5 (lima) terobosan berbasis teknologi digital dan kecerdasan buatan yaitu, Aplikasi Layanan Data Keimigrasian, Aplikasi Penegakan Hukum, Aplikasi Helpdesk berteknologi Artificial Intelligence, Layanan Izin Tinggal e-Visa.go.id; dan Aplikasi All Indonesia,
“Langkah-langkah ini menunjukkan kesiapan kita dalam menghadapi tantangan dan memberikan solusi terbaik bagi masyarakat,” pungkas Agus.
Lebih lanjut disampaikan Agus bahwa Peringatan Hari Bhkati Imigrasi kali ini terasa istimewa karena berlangsung di masa transisi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
“Transisi ini dilakukan dengan tujuan besar, yaitu membangun institusi keimigrasian Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara-negara maju lainnya,” katanya.
Dengan transformasi ini, Agus mengajak agar dapat memperkuat kapasitas kelembagaan untuk menghadapi tantangan global dan meningkatkan daya saing di kancah internasional.
Sebab menurutnya, Direktorat Jenderal Imigrasi akan menjadi institusi yang tidak hanya berperan strategis di dalam negeri tetapi juga diakui di tingkat global sebagai pelopor dalam layanan keimigrasian modern.
Pada kesempatan itu, Agus memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh insan imigrasi atas kerja kerasnya. Penerimaan PNBP Keimigrasian tahun 2024 mencapai Rp9 triliun (sembilan triliun rupiah), melampaui target pemerintah yaitu Rp6 triliun (enam triliun rupiah), yang menjadi pencapaian tertinggi dalam sejarah.
“Prestasi ini menunjukkan kontribusi nyata Direktorat Jenderal Imigrasi dalam mendukung visi Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran untuk mempercepat pembangunan perekonomian nasional,” pungkasnya. [loy]