JAYAPURA, PapuaSatu.com – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengharapkan masyarakat Papua harus berani menentukan sikap “siapa kawan dan siapa lawan”.
“Harus berani menentukan sikap siapa kawan dan siapa lawan, pada perorangan, golongan maupun kelompok yang ingin mengacak-acak bhineka tunggal ika, ingin mengacak-acak nkri, ingin merubah ideologo pancasila dan undang-undang 1945,” tegasnya pada pelantikan Penjabat Gubernur Papua di Sasana Krida Kantor Gubernur Papua, Selasa (10/4/2018).
Sebab menurut Tjohjo Kumolo, saat ini tantangan utama yang dihadapi oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah masalah radikalisme dan terorisme.
“Hal ini yang membutuhkan kewaspadaan, saya harapkan seluruh masyarakat yang ada di papua khususnya urusan terorisme dan radikalisme. ancaman gangguang ketertiban bukan tanggungjawab Kapolda atau Pangdam atau TNI, AU dan AL namun tanggungjawab kita semua,” terangnya.
Dirinya meminta kelompok-kelompok radikalisme maupun teroris jangan membuat masyarakat sesak,oleh sebab itu radikalisme harus dicermati bersama dengan baik dan harus disingkirkan kelompok yang mengganggu stabilitas negara.
“Mari kita kontrol, saling mengingatkan, harus berani menentukan siapa kawan dan siapa lawan. ormas agaman silahkan berdakwa, sesuai dengan ajaran agama masing-masing, yang islam sesuai dengan alquran, Kristen sesuai dengan alkitb,” kata Tjahjo Kumolo.
Sebab jika paham radikalisme dan teroris ini tidak disingkirkan, maka negara yang besar ini akan pecah. dimana dihuni 714 suku. “72 tahun kita merdeka masih berkutat kembali pada ideology pancasila, ada 367.176 organisasi kemasyarakatan yang ada di Republik Indonesia ini,” tambahnya. [piet/loy]