JAYAPURA, PapuaSatu.com – Pemerintah Kabupaten Mimika diminta segera bentuk tim khusus untuk selesaikan konflik antar warga Kwamki Namara yang sampai saat ini belum ada perdamaian antar kedua kubu.
Penjabat sementara Gubernur Papua, Mayjen TNI (Purn) Soedarmo mengatakan kedua kubu yang terlibat konflik di Kwamki Namar Kabupaten Mimika miliki hubungan kekeluargaan dekat sehingga harus diselesaikan dengan aman dan damai.
“Konflik antar warga di Kwamki Namara ini berlarut larut sudah terjadi sejak 2006 sampai sekarang dan tidak bisa dibiarkan, harus diselesaikan dan dituntaskan. Makanya bersama Kapolda, Kasdam kami ke Mimika untuk ini harus segera dihentikan dan diselesaikan,” kata Soedarmo saat memberikan arahan pada acara pembukaan Forum Dialog Pelestarian Bhinneka Tunggal Ika dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Agama, di Kota Jayapura, Jumat (23/3/2018).
Soedarmo mengajak seluruh masyarakat Papua bergandengan tangan bersatu membangun Papua karena perang antar suku terjadi dan jatuh korban meninggal dapat menghambat pertumbuhan penduduk.
“Oleh karenanya saya meminta peran toga, tomas, todat lebih khusus yang berada di wilayah Mee Pago harus bisa menyampaikan ini agar ke depan tidak lagi jatuh korban terutama anak anak sebab kami pemerintah tidak menghendaki itu,” tegas Soedarmo.
Soedarmo yang juga menjabat Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri ini, kehadiran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di daerah (Provinsi dan kabupaten Mimika, red) termasuk persoalan keamanan.
“Ini kewajiban pemerintah daerah sebagaimana dimanatkan dalam UU pemerintahan bahwa kepala daerah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin keamanan dan kedamaian di wilayahnya. Ini saya lihat kepala daerah (Bupati Mimika) terkesan tidak memahami amanat dari Undang – Undang tersebut, apa yang seharusnya dia lakukan. Makanya konflik terus saja terjadi,” ujarnya.
Untuk diketahui, bentrok antar warga di Kwamki Narama, kabupaten Mimika kembali pecah pasca terbunuhnya salah seorang pemuda setempat pada Januari 2018 lalu. Dikutip dari laman berita liputan6.com, bentrokan kembali pecah pada Minggu (6/3) lalu dan menewaskan seorang pemuda. Sehingga total korban tewas akibat bentrok menjadi 8 orang. [Piet]