Ribuan Masyarakat Papua Duduki Kantor Gubernur
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Ribuan masyarakat Papua yang tergabung dalam Relawan LE For Papua jilid II datang dan menduduki Kantor Gubernur Papua, Selasa (19/09).
Kedatangan ribuan masyarakat Papua dari berbagai daerah ke Kantor Gubernur Papua untuk menyerukan Stop Kriminalisasi terhadap Gubernur Papua, Lukas Enembe yang saat tengah menjalani pemeriksaan oleh Bareskrim Mabes Polri terkait kasus dugaan penyelewengan dana beasiswa mahasiswa Papua tahun 2016.
Alpius Tabuni, salah satu tokoh adat Papua dalam orasinya mengatakan bahwa seluruh masyarakat yang tinggal di tanah Papua cinta akan perbedaan.
“Maka itu kami minta hentikan segala bentuk kriminalisasi terhadap gubernur kami, Lukas Enembe. Tidak banyak yang kami minta, yang kami minta hanyalah Gubernur Papua segera dilepaskan dari segala bentuk pemeriksaan yang dijalaninya saat ini agar beliau bisa pulang untuk melayani seluruh masyarakat Papua” katanya.
Ia juga meminta untuk tidak mengait-ngaitkan masalah yang saat ini tengah dihadapi Enembe dengan Pilkada tahun 2018 dan lain sebagainya.
Hal senada juga dikatakan oleh Panji Agung dari Perwakilan Nusantara. Ia mengungkapkan bahwa sejarah bangsa Indonesia mengajarkan demokrasi. Dan menurutnya Papua adalah Indonesia yang sebenarnya karena di Papua tidak ada perbedaan.
“Ini soal harga diri kami rakyat Papua, baik itu yang lahir disini, makan disini dan semua yang tinggal disini adalah orang Papua dan orang Indonesia yang sebenarnya dan memiliki hak yang sama” singkatnya.
Sementara itu, dari Perwakilan mahasiswa Papua mengatakan, “apabila Gubernur Papua tidak kembali dalam waktu dekat ini kami akan boikot pemerintahan hingga Lukas Enembe kembali ke Papua untuk melayani masyarakat Papua” pungkasnya.
Hal yang hampir sama juga dikatakan oleh Perwakilan Pemuda Papua, dalam orasinya ia mengatakan bahwa Negara Indonesia tidak senang apabila ada putra-putri asli Papua yang berpendidikan dan memimpin Papua.
“Kasus ini tidak jelas dan mengada-ngada. Coba kita lihat dari gubernur pertama sampai saat ini gubernur mana yang bawa perubahan. Tidak ada, hanya Gubernur Lukas Enembe saja yang membawa perubahan bagi seluruh masyarakat Papua tanpa pandang dia dari suku mana dan beragama apa” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Relawan LE For Papua Jilid II, Alberto Manimbo yang juga sebagai penanggungjawab umum aksi demonstrasi tersebut mengatakan bahwa, kedatangannya dan seluruh masyarakat Papua ke Kantor Gubernur karena adanya masalah oleh sebab itu ia pun membacakan pernyataan sikap tentang jeritan hati masyarakat Papua.
Berikut adalah Video peryataan sikap masyarakat Papua yang dibacakan Alberto Manimbo.
Menanggapi pernyataan sikap masyarakat Papua yang diserahkan oleh Alberto Manimbo, Yunus Wonda Selaku Ketua DPR-P mengatakan kepada seluruh masyarakat Papua yang ingin berpolitik agar tidak mejatuhkan dan mencelakakan orang lain. “Majulah dengan sehat, bersaing dengan sehat” tukasnya.
Ia juga mengatakan, akan menyapaikan aspirasi yang telah diserahkan tersebut akan dilanjutakan ke pemerintah pusat.
“Ini kesalahan fatal yang telah mereka lakukan, dan saya mau sampaikan kepada selurh masyarakat Papua bahwa gubernur belum ditahan, dan ini perlu saya sampaikan karena saya satu bulan sama-sama dengan beliau dan baru kemarin saya kembali ke Papua. Kalu mereka tahan, kami akan bikin bakar batu di DPR sana dan siang malam kita akan tinggal ditemapt ini sampai keputusan terakhir dan itu malapetaka. Aksi ini juga akan mengingatka pemerintah pusat untuk hati-hati untuk berikutnya” ungkapnya.
Ia juga meminta kepada pemerintah pusat agar semua anak-anak Papua yang ingin jadi pemimpin untuk tidak ditahan, “tetapi bila tangkap tangan silahkan ditahan tapi jangan matikan karakter itu tidak boleh. Kami ini mau bangun Papua, tapi sudah terlambat karena kami baru bergabung dengan Indonesia di tahun enam puluh Sembilan dengan tantangan yang luar biasa, kami tidak seperti teman-teman yang ada di pulau Jawa dan Indonesia yang lain” tukasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa putra/putri Papua juga ingin menjadi orang hebat dan memimpin di tanahnya sendiri. “Jangan membunuh kami dengan cara – cara seperti begini. Negara meberikan kewenangan kepada kami mengajar kami tentang demokrasi dan undang-undang tapi hari ini jangan sampai yang diajarkan itu salah karena akibatnya akan lebih fatal lagi”pungkasnya.
Aksi unjuk rasa seperti ini juga dilakukan di beberapa daerah lainnya seperti Biak, Merauke, Timika dan Nabire. Selain itu aksi ini juga nantinya akan dilaksanakan di kota-kota lain di luar Papua dan juga luar negeri nanti. (Abe)