Caption: Menteri Kelauatan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudji Astuti, Pjs Gubernur Papua, Mayjen TNI (Purn) Soedarmo bersama rombongan saat tiba di Bandara Mopah Merauke, Senin (19/2/2018) Foto: Ist/PapuaSatu.com
MERAUKE, PapuaSatu.com – Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo mengatakan peningkatan terjadi pada produksi perikanan budidaya 1.09 persen, luas lahan 1.02 persen, dan jumlah pembudidaya 2.5 persen.
“Jadi, capaian pembangunan sektor kelautan dan perikanan Papua periode 2013-2017, mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana pengembangan perikanan budidaya tersebar di 29 kabupaten/kota berbasis pada lima wilayah adat,” kata Soedarmo saat kunjungan kerja, di Merauke, Senin (19/3/2018).
Produksi perikanan tangkap 2013-2014 meningkat 1.01 persen, sedangkan 2014-2016 mengalami penurunan produksi. “Hal ini disebabkan karena dikeluarkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 56/PERMEN-KP/2014 tentang moratorium,” jelasnya.
Disatu sisi, kebijakan moratorium walaupun dari sisi produksi ikan menurun, “namun berdampak terhadap meningkatnya kesejahteraan masyarakat dengan jangkuan penangkapan ikan semakin dekat,” Ujar Soedarmo.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Merauke, Frederikus Gebze mengatakan potensi laut yang ada di wilayahnya sangat berlimpah, untuk itu harus dijaga.
“Saya bupati yang menantang tegas ibu Susi untuk pembangunan perikanan. Saya tidak segan-segan meminta karena kami punya laut yang kaya habitat,” kata Gebze.
Menurut ia, jika laut Wilayah Selatan tidak dijaga dan hasilnya selalu dicuri oleh nelayan asing, tentu tidak akan membawa manfaat bagi masyrakat dan daerah.
Untuk itu, dirinya meminta para nelayan, khususnya orang asli Papua harus mampu bersaing dengan nelayan non Papua.
“Merauke ini kaya akan flora dan fauna. Jadi silahkan manfaatkan itu. Kalau tau jaring, ajar kepada mereka yang belum tahu. Silahkan selalu berbagi informasi,” katanya. [piet]