Kerinduan Terjawab, 250 Rumah Tenaga Medis Mulai Dibangun di Papua

1574

“Kerinduan Kami Sudah Terjawab, kami berterimakasih kepada Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan  Ir. H. Khalawi AH, M.Sc.MM yang menyetujui usulan pembangunan perumahan tersebut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg. Aloysius Giyai, M.Kes.

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Sebanyak 250 rumah khusus tenaga medis mulai dibangun di Provinsi Papua. Pembangunan perumahan ini merupakan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan  Kementerian Pekerjaan  Umum dan Perumahan Rakyat, Ir. H. Khalawi AH, M.Sc.MM mengatakan, pembangunan rumah bagi tenaga medis di Provinsi Papua berdasarkan hasil MoU dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

“Rumah ini akan dihibahkan bagi penerima bantuan, dengan syarat tanah diatas bangunan harus dilepaskan. Kalau  tanah sudah dilepaskan maka kami siap membangun pada tahun ini,” kata Khalawi usai meletakkan batu pertama di Dusun Bombardir Kampung Holtekamp Distrik Muara Tami Kota Jayapura, Selasa (27/3/2018).

Khawali mengatakan, pembangunan rumah yang direncanakan sebanyak 250 lebih di Papua untuk memenuhi kebutuhan sekitar 300-an orang tenaga medis yang belum memiliki rumah.

“Saya sangat hargai kreasi dan perjuangan yang sudah dilakukan pak Aloysius (Kepala Dinas Kesehatan Papua) yang mau perhatikan para pegawainya, maka kami mulai membangun agar kebutuhan tenaga medis terjawab,” ujar Khalawi.

Luas lahan untuk pembangunan rumah tenaga medis, menurut Khawali,  diperkirakan mencapai 5 hektar lebih dan luas tersebut akan cukup bagi pembangunan 250 unit rumah. “Saya melihat prospek pembangunan pemukiman di Distrik Muara Tami semakin meningkat,” katanya.

Apalagi, menurutnya, setelah jembatan Hamadi-Holtekam rampung maka Distrik Muara Tami menjadi salah satu kawasan elit. “Di Papua tanah masih sangat luas jadi bisa dibangun menyebar. Beda dengan di Jawa kita lebih kembangkan model perumahan susun atau rusunawa,” katanya.

Untuk itu, Khawali meminta kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua agar membuat perencanaan atau masterplan perumahan yang matang dan terintegrasi, dimana harus dilengkapi dengan fasilitas air bersih, sekolah, dan pasar.

Lanjut dia, sejak beberapa tahun terakhir, Kementerian PU Dan Perumahan Rakyat tidak hanya membangun perumahan bagi para pegawai tetapi juga bagi rakyat dengan pendapatan rata-rata Rp 4 juta ke bawah.

“Bantuan diberikan bagi masyarakat berpnghasilan rendah berupa KPR bersubsidi yaitu KPR Sejahtera melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), KPR Subsidi Selisih Bunga (SSB), SBUM (Subsidi Bantuan Uang Muka) dan Progam Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) dalam rangka mendukung Program Satu Juta Rumah (PSR),” katanya.

Bukan hanya program bantuan pembangunan rumah rakyat, tapi PU PR juga memprogramkan bedah rumah untuk perbaiki rumah yang rusak. “Pelaksanaannya malah dengan padat karya tunai dimana yang kerja juga langsung dibayar,” tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg. Aloysius Giyai, M.Kes  mengatakan, program pembangunan rumah tenaga medis merupakan kerinduan lama dan baru tahun 2018 terjawab. “Kerinduan Kami Sudah Terjawab, kami Kami berterimakasih kepada Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan  Ir. H. Khalawi AH, M.Sc.MM yang menyetujui usulan pembangunan perumahan tersebut,” katanya.

Aloysius menuturkan, perencanaan perumahan bagi tenaga medis itu di Dusun Bombardir Kampung Holtekam dengan areal seluas kurang lebih 5 hektar.

Lokasi itu dipilih karena sangat strategis bagi pengembangan kawasan pemukiman baru dengan memanfaatkan akses lalu lintas yang cepat melalui jembatan Hamadi-Holtekam, yang menghubungkan Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami, dimana diperkirakan hanya membutuhkan waktu 5-10 menit.

Namun dalam perencanaan pembangunan perumahan bagi tenaga medissekitar  250 unit rumah itu memiliki Type yang berbeda. “Nanti ada rumah untuk dokter spesialis, para dokter dan ada type untuk pejabat eselon II, eselon III dan IV dan staf pegawai,” jelasnya.

Aloysius menambahkan, pasca peletakkan batu pertama, tahun 2018 ini akan dilakukan penataan yaitu penimbunan, drainase, AMDAL dan Ipal. “Tahun 2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjanjikan akan membangun 100 unit pertama, dimana perumahan ini akan dipakai sebagai fasilitas PON XX Tahun 2020 di Papua,” imbuhnya. [loy]