Lahirkan Pendidikan yang Handal, Alumni 1963-2018 Bakal Kembalikan Kejayaan SMA Gabungan

1482
Caption : Koordinator Tim Kerja Temu Kangen dan Rekreasi Bersama Allumni SMA Gabungan Jayapura Angkatan 1961-2018, Gustaf Griapon, ST didampingi Ketua Badan Formatur Alumni Pembangunan SMA Gabungan, Lienche Maloalisaat memberikan keterangan pers, Rabu (26/6/2019).
Caption : Koordinator Tim Kerja Temu Kangen dan Rekreasi Bersama Allumni SMA Gabungan Jayapura Angkatan 1961-2018, Gustaf Griapon, ST didampingi Ketua Badan Formatur Alumni Pembangunan SMA Gabungan, Lienche Maloalisaat memberikan keterangan pers, Rabu (26/6/2019).

JAYAPURA, PapuaSatu.com –  Yayasan Sekolah Menengah Atas (SMA) Gabungan menjadi sekolah tertua di Kota Jayapura. SMA yang berdiri sejak tahun 1957 dan kini pendidikan SMA Gabungan telah berusia 68 tahun, dengan menamatkan belasan ribu alumni yang berasal dari berbagai daerah di tanah Papua.

Yayasan SMA Gabungan dibawah kepemilikan dua Gereja yakni, Gereja Katholik dan GKI di tanah Papua ini terletak di Dok V Bawah, distrik Jayapura Utara-Kota Jayapura Provinsi Papua.

Sekolah tersebut telah melahirkan sejarah bagi tanah Papua karena para Alumni sudah berdiri sejak tahun 1979 hingga sekarang melahirkan pemimpin seperti Gubernur, Kapolda, Pengusaha Sukses di daerah Eropa termasuk dibidang pemerintahan yang ada di tanah Papua.

Untuk mempertahankan nama Yayasan SMA Gabungan ini, Alumni SMA Gabungan dari tahun 1963-2018, membentuk kepengurusan untuk mengembalikan kejayaan Yayasan SMA Gabungan tersebut, baik itu pembangunan baru peningkatan SDM para guru, hingga peningkatan pendidikan berbasis Ilmu Teknolgi (IT).

Caption : Para Alumni SMA Gabungan dari 1963-2018, saat menyanyikan lagu Mars Alumni SMA Gabungan usai pertemuan di salah satu Café Kota Jayapura, Rabu (26/6/2019).
Caption : Para Alumni SMA Gabungan dari 1963-2018, saat menyanyikan lagu Mars Alumni SMA Gabungan usai pertemuan di salah satu Café Kota Jayapura, Rabu (26/6/2019).

Ketua Badan Formatur Alumni Pembangunan SMA Gabungan, Lienche Maloali dalam keterangan persnya didampingi Koordinator Team Kerja Temu Kangen dan Rekreasi Bersama Allumni SMA Gabungan Jayapura Angkatan 1961-2018, Gustaf Griapon, ST, mengatakan, para Alumni ini merasa berpotensi untuk membangun sekolah tertua tersebut.

“Kami Alumni tergerak untuk mengembalikan Kejayaan SMA Gabungan. Ini sudah sudah sering disampaikan dari kami alumni. Gerakan hati kami sudah membuktikan dengan sering menyumbang untuk sekolah,” kata Lienche Wally kepada wartawan di salah satu café Kota Jayapura, Rabu (26/6/2019) malam.

Dikatakan, apa yang telah dilakukan para alumni SMA Gabungan karena Alumni salah satu aset dari sekolah yang pernah membesarkan kami hingga sekarang, sehingga harus bertanggungjawab untuk membangun sekolah tersebut.

Ada dua yang dikerjakan oleh para alumni saat ini, yakni pembentukan Badan Pengurus Alumni SMA Gabungan yang disebut Ikatan Keluarga Besar Alumni SMA Gabungan dan  membntuk bentuk satu panitia dari Alumni untuk membangun  SMA Gabungan secara menyeluruh.

“Apakah nanti dibentuk dari kepengurusan Ikatan Keluarga Besar Alumni SMA Gabungan itu seperti apa. Akan tetapi nanti akan berbadan hukum. Kami merasa yakin SMA Gabungan akan kembali kejayaan karena sudah banyak yang melahirkan pemimpin di tanah Papua. Ada yang menduduki jabatan Gubernur Papua, Kapolda, dan sekarang masih menjabat Gubernur Papua Barat, mereka sudah sebenarnya sudah punya komitmen untuk membangun sekolah ini,” katanya.

Dengan itu, lanjut Lienche , para alumni yang ada akan memperkuat sekolah tertua tersebut. Sebab menurutnya sekolah ini sudah menjadi situs warisan pendidikan karena sejak awal didirikan sekolah ini untuk memberdayakan putra/I daerah Papua untuk bekerja di pemerintahan, gereja dan berbisnis atau lainnya.

Oleh karena itu, kata dia, para alumni  ingin agar bisa membangun SMA gabungan dengan memulai Pikni kegiatan temu kangen dan rekreasi yang akan berlangsung pada hari Sabtu, 29 Juni 2019 di pantai Base G nanti.

Menurut Lienche , Piknik yang dilaksanakan bukan hanya untuk bersenang-senang akan tetapi berkumpul  bersama-sama untuk membicarakan yang lebih formal. “ kita akan melangkah lagi ke satu tahap berikutnya untuk melakukan satu Walk Show  untuk rencana membangun SMA Gabungan yang baru. Bersama dengan itu sudah memilih badan pengurusnya,” ucapnya.

Caption : Foto bermsa Para Alumni SMA Gabungan dari 1963-2018 usai pertemuan di salah satu Café Kota Jayapura, Rabu (26/6/2019).
Caption : Foto bermsa Para Alumni SMA Gabungan dari 1963-2018 usai pertemuan di salah satu Café Kota Jayapura, Rabu (26/6/2019).

Sementara itu, Koordinator Team Kerja Temu Kangen dan Rekreasi Bersama Allumni SMA Gabungan Jayapura Angkatan 1961-2018, Gustaf Griapon, ST mengatakan, dirinya yang dipercayakan para senior untuk mengkoordinir kegiatan temu kangen dan rekereasi bersama  SMA Gabungan dari tahun 1963-2018 yang akan berlangsung di Pantai Base-G, Sabtu 29 Juni 2019 nanti sudah siap untuk dilaksanakan.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan sebagai pintu masuk untuk konsep yang telah disampaikan senior, Linmal Wally untuk membangun SMA gabungan yang baru.  “Jadi suasana yang kita sampaikan sebagai temu kangen dan rekreasi ini bukan hanya sekedar piknik atau rekreasi akan tetapi sebagai pintu masuk ada sesuatu yang akan kami sampaikan nantinya,” ucap dia.

Apalagi, lanjut Gustaf yang juga menjabat sebagai Sekretaris Kominfo Kabupaten Jayapura mengatakan, dengan perkembangan saat ini tren generasi milenial SMA Gabungan mau dibawah kemana. “Apakah  kita buat konsep seperti pembangunan dulu, kini, sekarang atau kah di masa yang akan datang. Harus kita pikirkan sekarang,” ujarnya.

Pikiran-pikiran tersebut akan digagas pada saat Talk Show atau semenar yang rencananya akan dilaksanakan akhi rbulan juli atau Awal Bulan Agustus 2019 mendatang. “Ya, kita buka pikiran-pikiran  dari para alumni yang untuk mewujudkan generasi dari lulusan SMA gabungan sehingga terus mencetak generasi  hebat di tanah Papua, apalagi  sampai sekarang dengan adanya perkembangan tekhnolgi dan informasi dan komunikasi,” tukasnya.

Gustaf  merasa yakin bahwa kehadiran para Alumni maka rencana akan eksis, sehingga meminta dukungan doa agar apa yang dicita-citakan bisa tercapai. Apalagi sekolah ini berada di bawah dua gereja yakni milik Katholik, dan GKI di tanah Papua.  “Ini mereka akan terus bergumul dan mendoakan SMA gabungan agar terus akan memberikan SDM-SDM yang handal di tanah Papua di masa yang akan datang,” pungkasnya. [loy]