Anak Pejuang NKRI: Jangan Jadi Provokator Kalau Tidak Tau Sejarah New York Agreement

69

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Herman Yoku selaku anak pejuang Gerakan Merah Putih (GMP) 1945 meminta dengan tegas hentikan provokasi dan penipuan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menolak New York Agreement.

Hal ini disampaikan oleh Herman Yoku setelah mendapat edaran berupa flyer melalui WhatsApp yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Papua Barat atau KNPB.

Herman mengatakan “stop Papua tipu Papua”, kalian lahir tahun berapa, dan kalian tau apa tentang sejarah New York Agreement? Jangan menjual diri, selama ini kita sudah dapat tipu dari Belanda.

“Saya lahir di jaman Belanda, dan saya tau persis puncak-puncaknya tahun 1963, gencar-gencarnya Belanda menyerang hingga lahirnya perjanjian New York Agreement, ini jangan diputar balik,” ungkapnya.

Herman juga meminta kepada pihak yang akan melakukan aksi menolak New York Agreement pada tanggal 15 Agustus mendatang agar hentikan semua itu, karena nantinya kalian akan berhadapan dengan hukum. Dalam undang-undang disebutkan siapa saja yang mencoba mengganggu ketertiban umum dan melawan negara bisa dipidanakan.

“Ingat, tanggal 15 Agustus adalah rangkaian kegiatan memperingati hari besar kemerdekaan RI, jadi kalau kalian tetap memaksakan diri maka akan berhadapan pihak penegak hukum”, tegas Herman.

Herman menambahkan, bahwa New York Agreement yang dipersoalkan, solusinya sudah ada dari dulu yaitu otonomi irian Barat sesuai dengan undang-undang otonom nomor 12 tahun 1969, itu adalah otonomi pertama yang diberikan kepada rakyat Papua, dan solusi yang diberikan itu adalah final dan sah.

Kepada generasi muda Papua, masa depanmu masih panjang sekolah yang baik, pulang dan bangun kampungmu dan jadi pemimpin di daerahmu. Tidak perlu datang ribut di daerah orang lain atau ribut di tanah adat orang lain.

Dari pada kalian menghadapi resiko yang fatal dan merugikan diri sendiri, lebih baik di rumah mempersiapkan diri untuk mengikuti upacara HUT RI ke 78 pada tanggal 17 Agustus nanti, tuturnya.[redaksi]