
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Jayapura mengadakan Program Intervensi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah di seluruh Provinsi Papua.
Program tersebut didasari adanya masalah utama pada pangan jajanan anak sekolah, yaitu cemaran mikroba, masalah hygiene/sanitasi pada proses pengolahan maupun distribusi, cemaran kimia berupa penyalahgunaan bahan berbahaya, penggunaan BTP yang melebihi batas maksimal yang diijinkan.
Hal-hal tersebut dipicu oleh ketidaktahuan, ketidakpedulian, rendahnya kesadaran komunitas sekolah, sehingga BBPOM telah menginisiasi Program Intervensi Keamanan PJAS dengan tujuan agar sekolah mampu menyediakan PJAS yang aman, bermutu dan bergizi.
Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Konsumen BBPOM, Dini Gardenia mengatakan sekolah yang diintervensi jni diberikan bimbingan teknis pelatihan sampah, dimonitor dan dievaluasi.
“Evaluasi apakah program ini ada hambatan terus mereview untuk kita lanjut ke depannya lagi di Papua. Jumlah sekolah yang diintervensi ada 472 sekolah dari 7 kab/kota (Kota Jayapura, kab. Jayapura, Kab. Keerom, Kab, Biak Numfor, Kab. Nabire, Kab. Mimika, Kab. Merauke),” katanya disela-sela Workshop Monitoring dan Evaluasi Program Intervensi PJAS di Hotel Horison Kotaraja, Rabu (11/12).
Dilanjutkan, 10 persen dari sekolah yang diintervensi mengikuti lomba kantin sehat dan ada 5 yang mendapat peringkat tertinggi yakni MIN Kota Jayapura Koya, SMP Negeri 5 Jayapura, SD YPPK Gembala Baik Abepura, MTs Nurul Huda Keerom dan SD Kristus Raja Dok V.
Sementara itu, Kepala MIN Kota Jayapura Koya, Nurwahidah mengaku bahwa selama ini Madrasah tempat ia pimpin memiliki kantin yang bersih dan sehat.
“Tanpa adanya perlombaan pun di Madrasah kami itu sudah menerapkan kebersihan, kesehatan jajanan yang ada, kemudian yang paling pokok adalah kantin kejujuran, dimana kantin tersebut itu dikelola oleh teman-teman kita dan tenaga cleaning service kita,” akunya.
Dikatakan, kejujurannya jualan disana dijunjung tinggi karena murid melayani dirinya sendiri di kantin itu.
“Kita taruh makanan disitu, nanti murid yang mengambil sendiri, membayar sendiri dan mengambil kembaliannya sendiri. Sudah diterap alhamdulillah selama ini kurang lebih hampir 10 tahun itu berjalan dengan baik,” tutupnya. [ayu]