
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Wakil Ketua I DPR Papua, Herlin Beatrix Monim, menegaskan bahwa penguatan nilai-nilai Pancasila di Papua menjadi kunci utama dalam menjaga toleransi dan persatuan bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Hal ini disampaikan Beatrix Monim usai menyampaikan materi Penguatan relawan gerakan kebajikan pancasila kepada kelompok masyarakat, di Hotel Numbay Dok V Atas, Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura, Selasa (19/8/2025).
Dengan tema Implementasi nilai pancasila dalam pendidikan karakter Masyarakat, Beatrix Monim menyatakan bahwa Pancasila bukan hanya sekedar hafalan semata melainkan harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena menurutnya, nilai-nilai luhur budaya, agama, dan kehidupan sosial di Papua yang rentan terhadap konflik, sehingga harus diwujudkan dan diamalkan melalui nilai-nilai Pancasila.
Dengan begitu, lanjut Beatrix Monim, masyarakat dapat meminimalisir setiap potensi konflik di tengah keberagaman budaya, agama, dan suku.
Beatrix Monim mengungkapkan tingginya nilai pengamalan Pancasila di Papua, baik dalam kehidupan beragama, berbangsa, maupun sosial, dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. ”Papua bisa menjadi contoh bagi Indonesia karena tingginya toleransi dan persatuan di tengah perbedaan pilihan dan pendapat,” katanya.
Lebih lanjut disampaikan Beatrix Monim bahwa pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan pemerintah, terutama dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk itu, Ia berharap adanya pemerataan pembangunan di seluruh tanah Papua yang lebih adil dan merata, perlu mendorong agar semangat nasionalisme diajarkan sejak dini melalui kurikulum pendidikan yang relevan. ”Nilai-nilai kebangsaan, solidaritas, persatuan, musyawarah, dan ketuhanan harus menjadi fondasi utama dalam berbangsa,” tegasnya.
Politisi Partai NaDem ini juga berharap agar pelajaran-pelajaran yang memacu semangat nasionalisme dikembalikan dalam kurikulum pendidikan.
Beatrix juga menekankan bahwa Pancasila sangat relevan dari tahun 1945 hingga saat ini, mengikuti perkembangan zaman tanpa berubah nilai dasarnya. “Pancasila menjadi filter bagi generasi muda di tengah perkembangan teknologi.
Oleh karea itu perlu adanya pelajaran-pelajaran tentang Pancasila di dalam kurikulum. Juga menodorong adanya pembentukan badan atau lembaga yang fokus pada penguatan nilai-nilai Pancasila di Papua.
“Nilai toleransi dan pengamalan Pancasila di Papua dapat menjadi contoh bagi provinsi lain di Indonesia. Kita memaknai nilai-nilai Pancasila dalam keberagaman, sehingga kita tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang dapat memicu konflik,” pungkasnya. [loy]