
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Papua menyebutkan, bahwa pada Bulan November 2022, terjadi inflasi tahun ke tahun/year on year (yoy) sebesar 6,43 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,74.
Hal itu didasarkan pada data inflasi yang tercatat dari seluruh kota IHK di Papua, yaitu Kota Jayapura, Timika dan Merauke.
“Selluruh Kota IHK di Papua mengalami inflasi, dimana di Merauke sebesar 5,10 persen, di Timika sebesar 6,51 persen, dan di Jayapura sebesar 6,81 persen,” ungkap Kepala BPS Provinsi Papua, Ny. Adriana H. Carolina saat merilis berita resmi statistik di kantornya, Kamis (1/12/22).
Dikatakan, bahwa inflasi tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok transportasi yang mengalami inflasi sebesar 19,57 persen, diikuti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,54 persen; dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,27 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,97 persen.
Bila dilihat tingkat inflasi bulanan/month to month (mtm), inflasi Papua pada November 2022 tercatat sebesar -0,08 persen, dan untuk tingkat inflasi tahun kalender/year to date (ytd) (Januari–November) 2022 tercatat sebesar 4,69 persen.
Secara nasional, inflasi bulanan dari 90 kota IHK, terdapat 62 kota mengalami inflasi dan 28 kota mengalami deflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon, yaitu sebesar 1,15 persen, dan inflasi terendah terjadi di Bandar Lampung, yaitu sebesar 0,01 persen.
Secara YoY seluruh kota IHK mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Selor, yaitu sebesar 9,20 persen, dan terendah terjadi di Ternate, yaitu sebesar 3,26 persen.
Dari sisi komoditi, lima komoditas yang mengalami inflasi terbesar terjadi pada komoditi tomat, sebesar 0,06 persen, berikutnya tahu mentah sebesar 0,04 persen, ikan mumar 0,03 persen, kue kering 0,03 persen dan buah pinang 0,02 persen.
“Kenaikan harga tomat terjadi di dua kota IHK, yaitu Merauke dan Kota Jayapura. kenaikan harga di Merauke terjadi akibat cuaca yang tidak menentu yang menyebabkan hasil panen buah tomat banyak yang rusak dan busuk,” jelasnya.
Sedangkan di Kota Jayapura, komoditas tomat mengalami kekurangan stok karena belum masuk pada musim panen.[yat]