
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Bupati Yahukimo terpilih, Didimus Yahuli S.H.M.H menyebut progam nasional dan pemotongan anggaran secara besar-besaran, mengguncang Stabilitas APBD di Kabupaten Yahukimo.
“Program nasional tidak jelas. Kita mau kerja mulai dari mana? Kita punya program berdasarkan RPJMD tetapi dengan pemotongan anggaran yang besar-besaran, banyak hal yang mengguncang stabilitas APBD,” ungkap Didimus Yahuli usia ditetapkan sebagai Bupati terpilih periode 2025-2030 dalam rapat paripurna istimewa di Jayapura, Senin (11/2/2025).
Pemotongan anggaran, menurut Didimus, kabupaten Yahukimo akan mengalami kesulitan dengan presiden yang baru. “Ya, program nasional menyebabkan pemotongan anggaran di kabupaten Yahukimo. APBD kami dipangkas. Tidak ditransfer lagi sebesar Rp146 miliar. Itu sangat terasa sekali,” ujarnya.
Didimus Yahuli mengusulkan agar pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dimasukkan ke dalam APBD sehingga terjadi kesimbangan.
Selain itu, Ia meminta agar dana pendampingan desa yang besar dapat dihentikan untuk menciptakan keseimbangan antara APBN dan APBD. “ Harapan saya, lebih baik kasih kami kelola dana BOS dan BOK masuk APBD. Juga dana pendampingan desa yang sangat besar ini bisa dihentikan. Sehingga ada keseimbangan APBN dan APBD,” ujarnya.
Mengenai alokasi dana yang tidak transparan, di mana dana BOS dan BOK diam-diam masuk ke rekening kepala puskesmas dan bendahara, sementara dana pendampingan desa justru ditarik.
“Kalau ditarik dan tidak ditransfer sekian besar, dan APBD DAU kita kasih lagi ke dana pendampingan desa, sementara BOS dan BOK diam-diam masuk ke rekening kepala puskesmas dan bendahara. Di sini, anggaran kita sedang kacau secara nasional,” tegasnya.
Didimus Yahuli menegaskan bahwa jika dana ditarik dan dievaluasi dengan baik, akan tercipta keseimbangan antara APBN dan APBD.
“Ketika ditarik semua dan dievaluasi dengan baik, maka akan ada keseimbangan APBN maupun APBD. Ada stabilitas. Misalnya, kita bangun sekolah, ruang kelas, atau perbaiki sekolah dengan APBN. Neracanya kami terima selama ini, tetapi fisiknya masuk langsung ke rekening guru-guru. Kita kerja di defisit belanja,” pungkasnya. [loy]