Di KBA Enggros, Astra Kembangkan Tanjung C’Beery Jadi Destinasi Wisata Menarik

1475
Pintu masuk ke destinasi wisata Tanjung C'Beery, Kampung Enggros, Kota Jayapura

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Sejak Tahun 2016, PT Astra International melalui Group Astra Wilayah Papua berupaya memajukan Kampung Enggros, dan menjadikan kampung di tengah teluk Youtefa tersebut sebagai Kampong Berseri Astra (KBA).

Pembentukan KBA tersebut, kata Koordinator Astra Group Wilayah Papua, Wendy Tenario, sebagai salah satu dorongan untuk menjadi Kampung Enggros yang mandiri dan maju, melalui empat pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi dan pariwisata.

“Astra Group bersama-sama Kampung Enggros membantu membina, memberi masukan, dengann harapan Kampung Enggros bisa lebih maju kedepannya, bisa mandiri kedepannya, dan otommatis  kehidupan kedepannya lebih maju,” ungkapnya kepada wartawan dalam kesempatan mengunjungi Tanjung C’Beery, Kampung Enggros, Sabtu (25/5/2019).

Wendy Tenario yang juga Kepala Wilayah Astra Motor Papua, mengungkapkan bahwa Astra Group Papua terdiri sembilan perusahaan di dalamnya, yaitu Astra Motor Papua, FIFGROUP, United Tractors, Traktor Nusantara, TRAC, Daihatsu dan sejumlah perusahaan lainnya, berupaya memberikan kontribusi kepada masyarakat.

“Disamping berbisnis di  daerah Papua, kita juga punya tanggungjawab moral untuk membina masyarakat,” ungkapnya.

Wisatawan yang menikmati obyek wisata Tanjung C’Beery dengan bermandi ria di pantai6

Salah satu pilar yang sedang diupayakan untuk dikembangkan, adalah penataan obyek wisata Tanjung C’Beery, yang posisinya sangat strategis dengan kondisi alam serta keindahannya sangat berpotensi untuk mengundang wisatawan untuk datang berkunjung.

Hal itu ditambah dengan kehadiran jembatan penghubung Hamadi-Holtekamp yang menjadi icon bagi Kota Jayapura, yang banyak masyarakat menyebut dengan jembatan merah karena warnanya yang merah dan terlihat dari berbagai sudut Kota Jayapura.

“Ini tahap pertama, mudah-mudahan ada yang berikut lagi,” harapnya.

Sejak Tahun 2016 Kampung Enggros dijadikan Kampung Berseri Astra, telah banyak perubahan.

Diantaranya adalah dengan didirikannya taman bacaan untuk anak-anak dan warga sekitar, makin berkembangnya usaha ekonomi warga, seperti pembuatan aneka kerajinan tangan dari kulit kerang, pengecatan jembatan utama dengan aneka warna yang menambah keindahan kampung, dan terakhir adalah penataan Tanjung C’Beery dengan pembuatan sejumlah fasilitas penunjang untuk kenyamanan wisatawan yang berkunjung.

Tanjung C’Beery sendiri, saat ini telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, seperti para-para untuk duduk santai di pinggir pantai, satu buah panggung untuk keperluan acara, kamar mandi untuk bilas dang ganti baju, dan penataan tempat dengan aneka pernak-pernik yang menambah keindahan tempat tersebut.

Kepala Kampung Egrros, Orgenes Merautje mengungkapkan bahwa apa yang dibuat Astra di kampungnya, memberikan satu hal yang sangat positif, yakni memacu masyarakatnya untuk lebih banyak berpikir dan bergerak dalam memajukan kampungnya melalui dunia pariwisata.

“Hari ini saya bangga, dengan kehadiran Astra, kampung terdorong untuk berpikir lebih banyak lagi untuk bagaimana masa depan Enggors,” ungkapnya kepada wartawan.

Kampung Enggros dengan luas wilayah sekitar 37 km persegi dengan penduduk 600 jiwa, Kampung Enggros berada di Teluk Youtefa, yang merupakan bagian dari telum yang lebih besar, yakni Teluk Humbold.

“Hari ini kita berada di Tanjung C’Beery yang cantik sekali, dan tidak ada yang tidak jatuh cinta. Semua jatuh cinta pada alamnya, anginnya, orangnya juga senyum dan tawa,” ungkapnya lagi.

Dikatakan, masih banyak yang akan diupayakan untuk pengembangan kepariwisataan di Kampung Enggros, seperti fasilitas banana boat, sky air, home stay, dan lain-lainnya.

“Untuk pengembangan pariwisata, saya punya potensi yang cukup besar ini, ini aset bangsa yang ada di kampung ini. tapi dia sedang tidur,” ungkapnya.

Sedangkan obyek wisata yang juga menjadi daya tarik wisatawan adalah keberadaan hutan perempuan, yang merupakan tempat para perempuan Enggros mencari kerang tanpa busana.

“Laki-laki tidak boleh datang. kalau dia berani datang, dia dikenakan sanksi hukum adat, sampai sanksi tetingginya dihukum mati, yang sampai hari inni masih tetap berlaku,” jelas Orgenes.

Potensi wisata lainnya yaitu, keberadaan lapangan timbul tenggelam, ada tugu peringatan masuknya injil pertama kali di tanah Tabi, juga sebagai pemerintaahan pertama kali di tanah Tabi, peninggalan perang dunia kedua, serta banyak obyek wisata yang bisa dijual hingga ke dunia internasional.[yat]