Dialog Interaktif Bahas Penanganan dan Pencegahan Pelanggaran Personil Polda Papua

58
Dialog Interaktif Bahas Penanganan dan Pencegahan Pelanggaran Personil Polda Papua
Caption : Suasana Dialog Interaktif, Kabid Propam Polda Papua Kombes Pol Rudi Asriman S.I.K., M.Si, di LPPRRI Jayaura, Kamis (20/01/2025)

JAYAPURA, PapuaSatu.com  –  Kabid Propam Polda Papua Kombes Pol Rudi Asriman S.I.K., M.Si, menegaskan, pihaknya akan tetap menjaga kepercayaan masyarakat terutama kinerja kepolisian di jajaran Polda papua.

Hal itu disampaikan Kabid Propam, KBP Rudi Asrima dalam dialog interaktif  yang dihadiri Pemerhati Polri Johan Markus Dwemanser serta dipandu oleh Sdr. Arul Firmansyah,  di LPP RRI Jayapura, pada Kamis (30/01/2025).

Dialog Interaktif yang di Pandu Arul Firmansyah ini, membawa tema “Penanganan dan Pencegahan Pelanggaran Personil Polda Papua” dalam program “Polisi Menyapa”.

Pada kesempatan itu, Kabid Propam, KBP Rudi Asrima menyampaikan bahwa setiap tindakan yang dilakukan harus mencerminkan integritas, profesionalisme, dan kepatuhan terhadap hukum serta kode etik Kepolisian.

“Kita tidak menutup mata bahwa dalam beberapa kesempatan, masih ditemukan pelanggaran yang dilakukan oleh personil kita. Hal ini tidak hanya merugikan institusi, tetapi juga merusak citra Polri di mata masyarakat,” ucap Kabid Propam.

Kabid Propam mengatakan melalui momentum ini, ia ingin menegaskan kembali komitmen Bidang Propam Polda Papua untuk mencegah dan menangani pelanggaran secara tegas dan transparan.

“Beberapa langkah yang kita lakukan adalah peningkatan pengawasan dan pembinaan, penegakan hukum yang tegas dan adil, peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dan pembinaan mental dan spiritual,” ujarnya.

Sementara itu, Johan Markus mengatakan Fenomena disersi atau pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh sejumlah anggota Polri di Papua tidak dapat dipisahkan dari situasi keamanan yang tidak stabil di wilayah tersebut.

“Kondisi Papua yang kerap diwarnai konflik bersenjata, ancaman kelompok separatis, dan keterbatasan infrastruktur keamanan menciptakan tekanan psikologis dan fisik yang berat bagi personel,” tutur Johan.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan holistik yang tidak hanya fokus pada penegakan disiplin secara represif, tetapi juga memperhatikan aspek kesejahteraan, keamanan, dan kesehatan mental personil, penyediaan fasilitas yang memadai, serta dukungan psikologis dinilai sebagai langkah krusial untuk mengurangi risiko disersi. [loy]