JAYAPURA, PapuaSatu.com – Ketua Komisi V DPRP, Kamasan Jack Komboy angkat bicara soal kasus rasisme yang sedang menerpa mahasiswa Papua di Surabaya.
Ia melontarkan bahwa kasus ini harus menjadi catatan penting agar semua orang untuk hati-hati dalam mengeluarkan sebuah ucapan apalagi mengeluarkan kata yang berbaur rasis
“Itu akan menyebabkan masalah dan saya kira situasi yang hari ini terjadi di Papua harus dijadikan pelajaran, agar kita sama-sama selaku anak sebangsa harus jaga hubungan baik agar tidak ada ketersinggungan,” ucapnya saat ditemui awak media diruang kerjanya, Selasa (20/8/2019).
Ia membeberkan bahwa ejekan ‘monyet’ ini ternyata telah sering didengar sejak dirinya aktif bermain sepak bola pada kesebelasan Persipura 10 tahun silam.
“Sebutan monyet sudah seringkali saya dengar saat masih bermain bola menggunakan seragam merah hitam. Jadi Persipura main dimana-mana sudah seringkali diteriaki oleh orang-orang. Dan kali ini sudah harus peringatan keras bagi mereka,” bebernya.
Namun ia berpesan agar kasus ini tidak diperpanjang dan harus segera diselesaikan sehingga tidak hanya bicara dipermukaan saja namun meninggalkan riak-riak.
“Kita tahu situasi di Papua karena kata rasis yang menyebabkan demo di berbagai tempat. Ini kemarahan yang mngkn sudah dipendam cukup lama. Maka harus cepat diselesakan,” ujarnya.
“Siapa yang menyebutkan monyet harus diproses. Dan saya kira di youtube jelas, ada videonya bahwa siapa yang teror mahasiswa, siapa yang teriak monyet di depan asrama, itu jelas sekali. Maka pihak aparat harus lakukan penyelidikan dan tuntaskan kasus ini,” sambungnya.
Dirinya menyebutkan, seharusnya bila Wali Kota Surabaya yakni Tri Rismaharini merasa dirinya adalah ‘Mama Papua’ maka seharusnya saat kejadian berlangsung, ‘Mama’ harus datang di Asrama.
“Kalau memang merasa ‘Mama Papua’ seharusnya menaungi mereka, memanggil mereka, bertindak selaku ‘mama’ dari mahasiswa Papua sehingga persoalan ini tidak menjadi besar,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, Jack Komboy berikan apresiasi terhadap masyarakat dan mahasiswa yang berdemo kemarin, walaupun dalam jumlah yang begitu besar tetapi bisa berjalan dengan baik, damai dan tentram.
“Semua bisa selesai sehingga bisa keluarkan aspirasi dihadapan MPR, Gubernur dan DPRP. Juga berterimakasih kepada aparat karena dapat bekerjasama sehingga semua dapat berjalan baik,” terangnya.
Ia juga apresiasi atas keputusan pak Kapolda beserta Gubernur dan DPRP untuk rencana kunjungan ke mahasiswa Papua di Surabaya agar kehadiran mereka bisa beri motivasi kepada mahasiswa disana.
Ia berharap mahasiswa Papua yang di Surabaya harus dilindungi, karena masih dalam bingkai NKRI sehingga mereka punya hak entah dalam perkuliahan maupun aktifitas lainnya. [ayu]