Ini Kata KNKT Soal Jatuhnya Pesawat Dimonim Air di Oksibil Pekan Lalu

1143
Staf KNKT Perwakilan Papua, Norbert Tunjangan didampingi Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Ahmad Mustofa Kamal,MH dan Safety Security Manager Dimonim Air, Tri Nugraeni saat member keterangan pers di Media Centre Polda Papua, Kamis (16/8/2018)
Staf KNKT Perwakilan Papua, Norbert Tunjangan didampingi Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Ahmad Mustofa Kamal,MH dan Safety Security Manager Dimonim Air, Tri Nugraeni saat member keterangan pers di Media Centre Polda Papua, Kamis (16/8/2018)

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat Dimonim Air di Bukit Menuk, Oksibil, Pegunungan Bintang pada Sabtu (11/8/2018), Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Perwakilan Papua telah mengumpulkan 14 barang bukti dan dokumen penerbangan.

Kamis (16/8/2018), di Media Centre Polda Papua, Staf Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Perwakilan Papua, Norbert Tunjangan saat member keterangan pers didampingi Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Ahmad Mustofa Kamal,MH dan Safety Security Manager Dimonim Air, Tri Nugraeni, belum bisa memastikan, karena butuh waktu lama untuk menganalisa sejumlah barang bukti yang ada.

Namun demikian, dari penuturan Norbert tentang kondisi di daerah Oksibil, terutama terkait hal-hal yang berhubungan dengan dunia penerbangan, bahwa di daerah Pegunungan Bintang tidak ada Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG).

Sehingga, untuk mengetahui cuaca dan kecepatan angin, hanya mengandalkan pengamatan mata telanjang di sekitar bandara saja. Sedangkan cuaca dan kecepatan angin pada umumnya tidak dapat diketahui.

Dengan demikian muncul dugaan kuat adalah cuaca yang tidak bersahabat yang menyebabkan jatuhnya pesawat Dimonim Air di Oksibil, yang menewaskan 8 orang termasuk kru, dan satu penumpangnya selamat.

“Memang saat itu cuaca di sana (Oksibil) saat itu sedang buruk,” ungkapnya.

Barang bukti yang akan menjadi bahan penelitian KNKT Pusat di Jakarta, diantaranya berupa alat navigasi dan komunikasi serta Emergency Locator Transmitter (ELT).

Norbert mengatakan, seluruh barang bukti dan dokumen penerbangan selanjutnya akan diserahkan ke KNKT pusat untuk dilakukan investigasi penyebab pasti kecelakaan pesawat Dimonim Air.

“Proses investigasi diperkirakan selesai dalam waktu satu tahun, bahkan bisa lebih jika sulit. Sementara laporan awal akan dikeluarkan satu bulan setelah kejadian,” jelasnya.

Menurut Norbert, investigasi tersebut juga dimaksudkan memberikan rekomendasi pencegahan, agar menjadi panduan bagi para pilot untuk mencegah tejadinya kasus yang sama di masa mendatang.

Diketahui, pesawat Dimonim Air jenis caravan jatuh di Gunung Menuk, Kabupaten Pegunungan Bintang, Sabtu (11/8/2018) lalu, saat menjalani rute penerbangan Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel ke Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Dua awak pesawat dan enam penumpang dilaporkan meningal dunia, dan seorang bocah 12 tahun bernama Jumaidi luka-luka dan sedang menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara, Kotaraja.[yat]