Jaringan Internet Buruk, Ratusan Warga Binaan Lapas Abe Pending Remisi dan Cuti Bersyarat

396
Kalapas Abepura, Kornelius Rumboirusi
Kalapas Abepura, Kornelius Rumboirusi

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Akibat jaringan internet yang tak berangsur baik, ratusan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Abepura dengan berat hati harus pending remisi susulan dan program pembebasan maupun cuti bersyarat.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Lapas Kelas IIA Abepura, Kornelius Rumboirusi, bahwa kurang lebih 104 warga binaan lapas harus mengalami penundaan untuk keluar tahanan akibat gangguan internet.

“Jumlah yang remisi susulan ada 44 orang, sementara yang masuk program pembebasan dan cuti bersyarat ada lebih dari 60 orang, jadi kurang lebih sekitar 104 orang yang menunggu jaringan internet online,” ungkapnya kepada PapuaSatu.com, di ruang kerjanya, Selasa (27/8/2019).

Dikatakan, saat ini memang warga binaan tersebut masih dapat menerima dengan baik alasan internet buruk, namun untuk jangka panjang, Kornelius mengaku tidak menutup kemungkinan para binaan Lapas tersebut bisa mengamuk.

“Saat ini masih mengerti tetapi kita tidak bisa prediksi, ya bukan tidak mungkin mereka melakukan hal-hal brutal maka kita jaga situasi yang ada sekarang, jangan karena situasi tidak konduktif da penyebaran hoax mereka dikorbankan,” lanjutnya.

Apalagi, kata Kornelius, sekarang sistem yang diterapkan hanya sistem online jadi dengan gangguan internet seperti ini, tidak ada jalan lain untuk menghubungi ke pusat.

Dijelaskan, pihaknya akan terus berusaha standbay guna menetralisir situasi di Lapas Abe, karena terkait aksi demo yang sempat terjadi beberapa waktu lalu, juga sempat menimbulkan aksi mencekam di lapas abe.

“Dampaknya luar biasa untuk jaringan, terpaksa kita harus lakukan berbagai kegiatan untuk mereka. Jadi mereka ikut kegiatan di dalam terutama kegiatan pembinaan rohani serta pembinaan melalui kegiatan keterampilan dan membaca di taman buku agar mereka tenang,” jelasnya.

“Terkait aksi demo beberapa waktu lalu, di dalam tahanan juga ikut perkembangan, jadi mereka pada prinsipnya juga mau bikin aksi yang tidak kalah sama seperti di luar, tetapi kami berusaha netralisir situasi dengan berikan pemahaman-pemahaman yang baik, pendekatan-pendekatan yang humanis, kita terus mencoba merangkul mereka,” tutupnya.[ayu]