Ketua FKUB Kabupaten Jayapura Tekankan Posisi Tokoh Agama Seharusnya di Perpolitikan

356

SENTANI, PapuaSatu.com – Tokoh Agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayapura menggelar dialog Pemilu damai di salah satu hotel di Sentani, Selasa (19/12).

Dialog yang menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, kementerian agama, kepolisian, penyelenggara Pemilu dan tokoh agama tersebut dihadiri Pj. Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo dan diikuti dari berbagai tokoh agama di Kabupaten Jayapura.

Ketua FKUB Kabupaten Jayapura, Pdt. Albert Yoku,S.Th. mengungkapkan bahwa dialog yang mengambil tema “Peran agama-agama dalam merawat kerukunan dan moderasi demi menciptakan Pemilu damai” tersebut untuk memberi pencerahan terkait tatalaksana Pemilu dan aturan-aturannya.

“Sehingga sebagai tokoh agama itu memahami hal-hal itu dan dapat waspada dalam turut serta berperan di dalam penyelenggaraan Pemilu,” ungkapnya saat ditemui wartawan di sela-sela dialog.

Selain itu, tokoh agama atau majelis agama bisa melakukan introspeksi ke dalam di sekitar keterlibatan umat, baik menjadi kandidat presiden atau wakil presiden, kandidat kepala daerah atau wakil kepala daerah maupun calon anggota legislatif.

“Dengan demikian tokoh agama harus mengambil posisi seperti apa,” tegasnya.

Ketua FKUB Kabupaten Jayapura, Pdt. Albert Yoku,S.Th.
Ketua FKUB Kabupaten Jayapura, Pdt. Albert Yoku,S.Th.

Dikatakan, dalam dialog sudah mulai disepakati bahwa tokoh agama adalah pusat dari seluruh kerukunan dan kedamaian, sehingga tokoh agama tidak boleh mendoakan hanya satu kandidat atau hanya satu partai. “Itu tidak boleh,” tegasnya lagi.

Termasuk juga tidak boleh memberi serta berdoa, yang seolah-olah memastikan bahwa nanti oknum tertentu terpilih pada Pemilu.

“Itu tidak boleh, tapi dia harus berdoa kepada seluruhnya,” jelasnya.

Sehingga, kedudukannya sebagai pembina iman umat menjadi poros dari ketentraman dan kedamaian di seluruh Indonesia.

Tokoh agama, juga harus tetap berdiri di mimbar agama menyiarkan ajaran kitab sucinya untuk memperkuat iman warga jemaat atau umat, supaya umat itu dalam melaksanakan tugas KPU, Bawaslu, KPPS, PPD dapat bekerja jujur tidak memihak dan tidak memanipulasi.

“Sehingga baik dalam pelaksanaan sampai berakhirnya Pemilu tidak ada kegaduhan dan tidak ada konflik,” ujarnya.

Dialog Pemilu damai, kata Albert Yoku, juga untuk mantapkan iman dari tokoh agama, sehingga tokoh agama tidak terlibat dan atau terbeli oleh kepentingan-kepentingan kelompok, golongan maupun partai tertentu.[yat]