JAYAPURA, PapuaSatu.com – Korban jiwa maupun luka-luka akibat aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus berjatuhan.
Tidak saja aparat TNI dan Polri, namun tudak sedikit warga sipil menjadi korban.
Kali ini dilaporkan terjadi di dua tempat, yakni di Kabupaten Jayawijaya yang menewaskan seorang aktifis sosial, dan kedua di Kabupaten Pegunungan Bintang yang menewaskan dua warga dan lima orang luka berat.
Di Kabupaten Jayawijaya, korban diketahui merupakan cucu Kepala Suku Silo yang juga merupakan aktivis perempuan yang peduli Papua, Ny. Michelle Kurisi Ndoga.
Perbuatan kekejaman yang tidak perikemanusian tersebut telah diklaim oleh Pasukan TPNPB Batalyon Egisu Kodap III Ndugama berdasarkan rilis dan cuplikan video Markas Pusat Komnas TPNPB, pada Selasa (29/8).
Adapun isi postingan yang dirilis dengan judul “Pasukan TPNPB Batalyon Egisu Kodap III Ndugama Telah Berhasil Bunuh Intel Indonesia Atas Nama Ibu Michelle Kurisi Ndoga Wamena Papua”.
Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB pun telah menerima laporan resmi dari Pimpinan TPNPB Kodap III Ndugama Derakma, atas aksi tersebut.
Pada video tersebut dilaporkan pembunuhan telah dilakukan pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2023, dan diklaim sebagai peringatan keras kepada orang asli Papua lain yang menjadi agen TNI Polri di Papua.
“Ingat TPNPB akan ikuti setiap langkah bagi orang asli Papua yang menjadi Spionase TNI polri,” demikian bunyi cuplikan vedeo tersebut.
Untui kasus tersebut, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Johanis Parinussa dengan tegas menyatakan bahwa TNI tidak pernah menjadikan Orang Asli Papua (OAP) sebagai agen atau mata-mata.
“Tidak ada keterlibatan Ibu Michelle Kurisi Ndoga yang tewas dibunuh oleh kelompok KKB Papua dalam bidang intelijen TNI. Ibu Michelle Kurisi Ndoga murni masyarakat sipil yang ingin membantu para pengungsi di Nduga,” jelasnya.
Namun niat yang baik itu harus dibayar mahal sebab Ibu Michelle Kurisi Ndoga tewas dibunuh oleh kelompok KKB Papua secara sadis.
Untuk kasus di Kabupaten Pegunungan Bintang, pembunuhan dan pembantaian dilakukan terhadap warga sipil di Kampung KW, Distrik Awibon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.
Para warga sipil dikumpulkan jadi satu di dalam sebuah camp para pekerja dan kemudian mereka dibantai satu persatu, yang mengakibatkan dua diantaranya meninggal dunia, sedangkan 5 lainnya luka berat akibat sayatan parang yang dilakukan oleh Bocor Sobolim dan anak buahnya.
“Mereka melakukan pembantaian di camp tambang ilegal yang menewaskan dua warga sipil dan 5 orang mengalami luka kritis di bagian tubuh,” ungkap Kapendam dalam siaran persnya, Rabu (30/8).
Yang mana, masyarakat yang tidak bersenjata, yang merupakan masyarakat sipil yang bekerja sebagai penambang dibantai dan dapat dikatakan sebagai kejahatan kemanusiaan.
“Apa yang dilakukan Bocor Sobolim itu sangat biadab,” sambung Kapendam tegas.[yat]