JAYAPURA, PapuaSatu.com – Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua akan membuat grand design sekolah keolahragaan.
Hal tersebut diutarakan oleh Wakil Ketua Komisi V DPRP Papua, Kamasan Jack Komboy kepada awak media usai melakukan kunjungan ke SMA Negeri Khusus Olahraga (SMANKOR) Papua yang terletak di Buper Waena, Senin (26/7/21) pagi.
“Kami dari komisi V tadi sudah berdiskusi, mungkin kita akan membuat sebuah grand design keolahragaan sehingga kita bisa menyusun itu dengan baik sehingga ada target-target yang bisa dicapai kedepan. Lebih penting juga agar arahnya itu jelas, anggarannya jelas termasuk regulasinya,” ujarnya.
Ia katakan, kunjungannya bersama tim dari komisi V DPRP ke SMANKOR Papua karena melihat regenerasi nanti usai PON XX tahun 2021. Saat ini, pemerintah provinsi Papua memiliki dua sekolah olahraga yakni SMANKOR dan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP).
“SMANKOR itu gedungnya dibantu oleh APBN lewat Menteri Pemuda dan Olahfaha dan gedungnya sudah ada serta memenuhi syarat tetapi kenyataan yang kita lihat, didalamnya itu fasilitasnya sudah tidak mumpuni yakni tidak ada tempat tidur, air di kamar mandi tidak berjalan dengan baik,” kata Jack.
Diterangkan, bahwa pemerintah provinsi Papua lewat Gubernur dalam menyampaikan bahwa Provinsi Papua sebagai provinsi olahraga terutama untuk atletik dan sepak bola. Sehingga, Jack berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap SMANKOR.
Persentase sistem pembelajaran di SMANKOR adalah 40 persen akademi dan 60 persennya adalah praktek. Permasalahan yang dialami sekarang adalah SMANKOR tidak punya fasilitas olahraga selama ini.
“Sebenarnya fasilitas yang sudah disiapkan itu ada yang di IPDN dulunya tapi sekarang sudah diberikan kepada IPDN akhirnya mereka tidak punya fasilitas sendiri,” jelasnya.
Selain itu, untuk katering, sistem pelayanan lainnya dan operasional pun belum berjalan dengan baik. “Ini hal yang harus diperhatikan karena sistem pendidikannya berpola asrama. Jadi mungkin kita minta kepada dinas pendidikan untuk coba dengan perhatian khusus,” tutur Jack.
Ia berharap, bus-bus yang digunakan pada event PON nantinya dapat diatur dan dihibahkan ke SMANKOR dan PPLP agar dapat digunakan untuk menunjang akses latihan dan praktek-praktek. “Jadi intinya kita minta supaya ada perhatian karena target mereka adalah pembinaan bagaimana bukan saja untuk PON tahun ini tapi di tahun 2024 supaya kita tidak usah repot mencari atlet tapi kami punya SMANKOR, punya PPLP,” harapnya.
Ia juga ungkapkan akan mendiskusikan terkait PPLP dan SMANKOR kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Olahraga sehingga kalau memungkinkan, dapat disatukan. “Ini sistemnya sama, tapi PPLP diurus oleh Dinas Pendidikan sedangkan SMANKOR diurus oleh Dinas Olahraga,” ungkapnya.
Maka ia menyarankan agar kedua sekolah tersebut dapat dijadikan satu sehingga kurikulum akademinya 40 persen diurus Dinas Pendidikan dan olahraganya 60 persen diurus Dinas Olahraga. “Saya harap demikian supaya kedepannya tidak lagi anggaran keluar di dua tempat yang sebenarnya sama,” tutupnya. [ayu]