SENTANI, PapuaSatu.com – Sebuah inovasi yang berhasil dilakukan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) dalam memanfaatkan limbah sagu.
Yakni memanfaatkan limbah dari proses pengolahan batang pohon sagu, untuk dijadikan bahan bakar alami yang dikenal dengan nama briket.
David Wally, Ketua Kelompok Briket Yabahey, Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur, menceritakan, bahwa bahan briket adalah seluruh limbah, baik batang yang keras, ampas perasan dan limbah cair dari proses pengendapan sagu.
“Kami bekerja sama dengan Universitas Sains dan Tekkologi Jayapura (USTJ) untuk pemanfaatan limbah sagu untuk pembuatan bahan bakar briket pengganti minyak tanah,” ungkapnya saat ditemui awak media ini disela-sela memperkenalkan pembuatan briket di arena FDS ke-XII Tahun 2023, Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Kamis (6/7).
Proses pemhuatan briket sendiri, semua bahan, kecuali limbah cair, dikeringkan dan disangrai untuk dijadikan arang.
Selanjutnya ditumbuk hingga halus dan dicampur limbah cair sagu untuk bahan perekatnya.
Proses terakhir adalah dipadatkan dengan alat pres yang merupakan hasil modifikasi dari besi bekas.
Di kesempatan sama, Dr. Ir. Yusuf Hauris, M.T, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USTJ mengungkapkan bahwa upayanya meneliti pembuatan briket tersebut sejak Tahun 2008.
Setelah berhasil dan diterima disertasinya sebagai pembuatan energi terbarukan berupa briket limbah sagu, ia berupaya memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat.
“Saat ini masyarakat sudah bisa membuat sendiri walaupun masih sekala rumah tangga,” ungkapnya.[yat]