Masyarakat Kabupaten Jayapura dan Sekitarnya Diimbau Bersiap Hadapi Badai La Nina

64
Pengecekan pasukan apel gelar pasukan kesiapan penanganan bencana oleh Wakil Bupati Jayapura bersama pejabat yang hadir di lapangan apel Kantor Bupati Jayapura, Kamis (12/11/20).
Pengecekan pasukan apel gelar pasukan kesiapan penanganan bencana oleh Wakil Bupati Jayapura bersama pejabat yang hadir di lapangan apel Kantor Bupati Jayapura, Kamis (12/11/20).

SENTANI, PapuaSatu.com – Masyarakat di wilayah Kabupaten Jayapura dan bukan tidak mungkin untuk wilayah Kota Jayapura, Kabupaten Keerom dan sekitarnya diimbau melakukan persiapan dalam menghadapi kemungkinan datangnya badai La Nina.

Sebagaimana diungkapkan Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro saat memimpin apel gelar pasukan kesiapan penanganan bencana di lapangan apel Kantor Bupati Jayapura, Kamis (12/11/20).

“Kabupaten Jayapura diperkirakan akan terkena dampak La Nina pada bulan Desember 2020 hingga februari 2021,” ungkap wakil bupati.

Sedangkan musim hujan di wilayah Kabupaten Jayapura, diperkirakan dimulai pada bulan November 2020 hingga April 2021, dengan puncak musim hujan pada bulan maret.

“Dalam rangka mengantisipasi cuaca ekstrem, Pemerintah Kabupaten Jayapura telah mengeluarkan surat edaran bupati nomor 360/136/SE/SET tanggal 27 Oktober 2020 tentang himbauan menghadapi cuaca ekstrem akibat La Nina, ” ujar Wakil Bupati Jayapura.

Memhadapi cuaca ekstrem akibat badai La Nina, masyarakat pun diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, membersihkan parit dan kali/sungai dari sampah, menyiapkan penghambat air banjir, pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Masyarakat juga diimbau meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan serta membetuk tim relawan penanggulangan bencana pada setiap RT/RW secara mandiri.

“Mari kita jaga alam, alam jaga kita, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menolong dan memberikan kekuatan kita semua,” imbaunya.

Berdasarkan UU nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, disebutkan wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadi bencana, baik disebabkan oleh faktor alam, faktor non-alam maupun faktor menusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan dan kerugian harta benda, serta dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

Hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik ekuator menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka 0.5°C pada bulan September 2020.

Pada bulan Oktober ini beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan.

Untuk wilayah Kabupaten Jayapura, Stasiun Meterologi Kelas 1 Sentani-Jayapura mencatat jumlah curah hujan pada bulan September 2020 yaitu 93.9 MM (Rata-rata 115,3 MM) dan Oktober 2020 hingga tanggal 26 pukul 13.00 wit tercatat 114.3 MM (Rata-rata 111.1MM).

Dari data tersebut menunjukkan bahwa curah hujan di wilayah Kabupaten Jyapura pada bulan September masih di bawah rata-rata curah hujan bulanannya, namun pada bulan Oktober sudah lebih tinggi jumlah curah hujannya dari nilai rata-rata.

Hadir pada apel tersebut, Dansat Brimob Polda Papua Kombes Pol. Drs. Godhelp C. Mansnembra, Kapolres Jayapura Dr. Victor D. Mackbon, SH., S.IK., MH., M.Si, Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav R. Urbinas, SH., S.IK., M.Pd., Dansatpom Lanud Silas Papare Letkol Pom Torang Putra Wijaya Tampubolon, Kabag Binops Roops Polda Papua AKBP Bachtiar Joko Mulyono, S.IK, Dansecata Rindam XVII/Cenderawasih Mayor Inf. Untung Iswahyudi, Kabag Ops Polresta Kompol Nursalam, S.Pd., MM, Kabag Ops Jayapura AKP Deddy Agusthinus Puhiri, S.IK, Danramil Sentani Mayor Inf. Jhon F. Dahar, SH., MH, Kepala SAR Jayapura Klas A Jayapura Zainul Thahar, ST.,M.A, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas 1 Sentani-Jayapura Yustus Rumakiek, S.Si beserta tamu undangan.[yat]