JAYAPURA, PapuaSatu.com – Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Papua berharap ada atlit-atlit bulu tangkis yang merupakan anak-anak asli Papua atau orang asli Papua (OAP).
Hal itu diungkapkan Max Olua, selaku Ketua PBSI Papua, belajar dari Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua beberapa waktu lalu, karena tidak ada atlet bulu tangkis dari OAP yang mewakili kontingen Provinsi Papua selaku tuan rumah PON.
Pihaknya pun telah memberi peringatan kepada pengurus yang menangani tim bulutangkis Papua agar lebih fokus mengembangkan pembinaan atlet bulutangkis yang OAP.
“Saya sampaikan bahwa fokus orientasi kita untuk atlet-atlet yang mewakili Papua di PON Sumatera Utara dan Aceh adalah anak-anak OAP,” ungkapnya kepada PapuaSatu.com di Jayapura, Jumat (7/7).
Namun diakuinya, bahwa hal itu tidak mudah, karena atlet yang OAP kecenderungannya lebih ke olahraga sepakbola.
Ia pin memberi apresiasi atas terselenggaranya turnamen bulutangkis antar klub yang digelar Jayawijaya Badminton Club.
“Kami sangat memberi apresiasi, apresiasi sekali kepada setiap pribadi, pemilik klub, para donatur,
karena kita tidak bisa pungkiri bahwa pengukur kemajuan dan perkembangan atlit secara khusus, pengukurnya itu lewat kejuaraan,” ungkapnya.
Dikatakan, olahraga bulu tangkis merupakan olahraga mahal, berbeda dengan bola kaki misalnya yang satu bola bisa dipakai beberapa bulan, sedangkan bulu tangkis, suttelecock-nya bisa rusak dalam hitungan menit dan harus diganti.
“Karena itu, para donatur, lebaga, badan usaha yang bisa menyelenggarakan turnamen seperti ini kami sangat memberikan apresiasi,” ungkapnya lagi.
Max Olua juga menyampaikan terima kasihnya kepada club-club yang ada, tempat para atlet dihimpunkan, digembleng, dibina, dan dilatih.[redaksi]