JAYAPURA-PapuaSatu.Com – Musibah Banjir Bandang yang memporakporandakan sebagian wilayah Sentani pada 16 Maret lalu, tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga seratus lebih korban jiwa, tapi juga menimbulkan kerugian harta benda dan fasilitas umum yang tidak sedikit.
Untuk itu, dengan berakhirnya masa tanggap darurat, maka pemerintah diharapkan lebih serius menangani korban pasca banjir, pendataan harus akurat sehingga semua korban bisa ter-caver, utamanya yang harus direlokasi.
Majelis Rakyat Papua dari Pokja Agama yang melakukan masa reses ke lokasi Banjir Bandang Sentani, menemukan ada salah satu lembaga keagamaan yang mengalami kerugian materil cukup banyak, adalah pihak Gereja Advent, yang memiliki sejumlah fasilitas sekolah mulai dari SMP, SMA dan STT di lokasi yang terdampak banjir bandang cukup parah.
Termasuk juga bandara atau lapangan terbang (Lapter) Advent Doyo Baru rusak total, baik gedung, landasan pesawat maupun pagar keliling. Untuk memperbaiki lapangan ini dibutuhkan waktu 2-3 bulan ke depan.
“Untuk kerugian diperkirakan Rp 20 miliar,”jelas Ketua Pokja Agama, Yoal Mulait, SH kepada PapuaSatu.com, di Jumat (5/4).
Akibat rusaknya Lapter Advent ini, pesawat-pesawat yang selama ini melakukan pelayanan sosial ke daerah-daerah yang sulit terjangkau terpaksa diistrahatkan secara total sampai menunggu bandara dapat digunakan kembali.
Untuk SMP dan SMA hampir semua ruangannya tertimbun lumpur , dan untung masih ada ruangan bisa dibersihkan secara gotong royong oleh siswa, sehingga tidak sampai mengganggu ujian susulan. Semantara untuk ruang kuliah STT mengalami kerusakan total, sehingga perkuliahan terpaksa dialihkan ke ruang sekolah. Lantaran kondisi STT AV sangat parah, sehingga ada rencana dari pihak pengelolah sekolah yaitu Advent untuk merelokasi ke Kabupaten Nabire.
Ia mengatakan mengapresiasi besarnya dukungan pemerintah baik priovinsi maupun sejumlah Kabupaten, termasuk pihak luar terhadap penanganan korban banjir Bandang dio Sentani. Sehingga selama penanganan masa darurat begitu banyak bantuan-bantuan, termasuk makanan yang dikirim ke korban banjir.
Dikatakan, berakhirnya penanganan masa tanggap darurat, maka tugas pemerintah adalah melakukan relokasi pasca banjir. Karena itu, selaku MRP mengharapkan pemerintah lebih serius lagi dan teliti dalam pendataan korban, sehingga penanganannya juga tepat. Sebab kalau datanya tidak benar pasti penanganannya juga salah.[sony]