Peran Pers Sangat Diperlukan untuk Hentikan Stigma Pada Odha

555
Caption : Suasana pelatihan Media dan CSO di salah satu Hotel Jayapura-Papua, Senin (15/7/2019).
Caption : Suasana pelatihan Media dan CSO di salah satu Hotel Jayapura-Papua, Senin (15/7/2019).

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Hingga kini, masyarakat terus memberikan stigma atau pandangan buruk terhadap odha.

Untuk menghentikan itu, peran pers sangat diperlukan untuk memberitakan sesuatu dari sudut pandang positif agar masyarakat bisa menerima odha dengan baik dan berbaur sama seperti masyarakat pada umum lainnya.

“Peran media dan rekan-rekan wartawan dinilai sangat penting untuk menyampaikan atau mensosialisasikan tentang penyakit HIV/AIDS,” ungkap Tri Irwanda selaku fasilitator pada pelatihan Media dan CSO di salah satu Hotel Jayapura-Papua, Senin (15/7/2019).

Menurutnya Stigma seringkali muncul terhadap odha sehingga odha jadi mengucilkan diri dan malu sehingga tidak bisa hidup seperti masyarakat pada umumnya.

Untuk itu, Tri meminta agar pers bisa memberitakan sesuatu yang positif agar masyarakat juga bisa menerima kehadiran odha dan odha pun bisa membuka diri.

“Harus berikan pemberitaan yang baik, jadi masyarakat juga bisa terima odha. Bila perlu sambil sosialisasikan terkait penularan hiv/aids, supaya masyarakat tidak perlu takut untuk berinteraksi dengan odha,” katanya.

Sementara itu, Gerard Raja selaku Community Support di Indonesia AIDS Coalition (IAC) ungkapkan, kasus-kasus penderita HIV/AIDS di Papua, biasanya ditemukan malah sudah memasuki stadium gawat.

“Biasanya di Papua kami temui penderita telah terjangkit di stadium 3 yaitu yang sudah kronis dan kekebalan tubuh menurun,” ungkapnya.

Dilanjutkan, biasanya penderita yang ditemui pada stadium tersebut dikarenakan odha tidak memeriksa diri sejak dini. “Mekera terbilang terlambat lakukan pengecekan dan kurang mengkonsumsi ARV dengan teratur,” lanjutnya.

Pada kesempatan ini, Gerard juga membeberkan gejala.penderita hiv/aods terbilang cukup biasa dan mirip pada penyakit-penyakit lainnya. “Gelajanya antara lain, demam berkepanjangan, berat badan turun drastis, tubuh lemah sehingga aktivitas terganggu, mirip flu awalnya,” bebernya.

Namun ada pula pembengkakan kelenjar di leher, lipat paha, ketiak. Batuk yang berkepanjangan serta gatal-gatal dan bercak merah kebiruan di bagian tertentu tubuh,” bebernya lagi

Sehingga ia menghimbau pada masyarakat, segeralah periksakan diri, rutin 6 bulan sekali agar bisa mengetahui rekam medis diri sendiri, bila sakit atau ada virus tersebut bisa segera ditekan dengan ARV. [ayu]