
JAYAPURA, PapuaSatu.com – Pola belanja konsumen kerap kali menjadi alasan yang dapat memicu lonjakan harga menjelang hari raya.
Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kota Jayapura, Robert Awi kepada PapuaSatu.com bahw sebenarnya penyebab utama lonjakan harga adalah pola belanja konsumen yang tidak sesuai kebutuhan.
“Justru yang dikhawatirkan pola belanja konsumen. Contoh hari ini si A hanya butuh gula 2 bungkus, namun ia membeli 10 bungkus. Bayangkan saja bila 1 orang sudah nimbun 10 bungkus dirumahnya, kalau itu dilakukan oleh sebagian besar warga kota Jayapura bagaimana?,” akunya, Rabu (11/12).
Dilanjutkan, hal tersebut memang terlihat kecil, namun sangat berpengaruh. Maka, pemkot meminta warga jadilah konsumen yang cerdas.
“Jangan sampai belanja kesetanan, barang habis (langka), maka line kehidupan jadi terganggu,” lanjutnya.
Diungkapkan, untuk kasus penimbunan di kota Jayapura, jarang sekali didapati di Distributor tetapi di pengecer kecil. “Penimbunan itu biasanya terjadi di pengecer. Pengecer yang sering nakal. Karena bila distributor ketahuan menimbun, kami langsung proses hukum. Sanksinya berat sekali. Kalau pengecer kan jarang kami sentuh, biasanya kalau ketahuan baru kami tindak, kalau tidak ketahuan ya kami tidak tindaklanjuti,” ungkapnya.
Namun, Robert akui, dari waktu ke waktu penimbunan ini semakin jarang. ” Tahun-tahun lalu kami dapati penimbunan, kami bina. Tahun ini kami kunjungi satu persatu digudangnya dan mulai berkurang kasus ini,” tutupnya. [ayu]