KEEROM, PapuaSatu.Com – Setelah dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) beberapa waktu lalu, Bambang Mujiono yang berasal dari daerah pemilihan Keerom melakukan reses perdana untuuk menjaring aspirasi masayarakat. Sejumlah keluhan dan masukkan dari masyarakat terkait kebutuhan pembangunan berhasil terjaring.
Menurut Bambang Mujiono, tujuan dilakukannya reses untuk menjaring aspirasi dan usulan dari masyarakat yang berguna sebagai basis data, yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dalam rapat di DPRP, sehingga bisa menjadi usulan dalam kebijakan pembangunan di tingkat Provinsi Papua.
“Ini adalah reses perdana saya setelah duduk di DPR Papua, saya berharap bapak dan ibu sekalian memberikan saran, kritik atau masukkan sehingga bisa saya bawa sebagai aspirasi dari Keerom untuk dibahas di dewan,” ujar Bambang saat reses di Kampung Arsopusa Distrik Skanto Kabupaten Keerom, Rabu 04 Desember 2024.
Diawal masa jabatannya, kata Bambang, ada beberapa perhatian khusus ia berikan, salah satunya jalan penghubung antara Arso dan Yoka. Dimana akses jalan ini sangat penting untuk mempermudah perpindahan barang dan manusia, terutama dari Distrik Skanto ke Kota Jayapura.
Selain itu, masalah produksi hasil pertanian dan ketersediaan alat-alat penunjang pertanian juga menjadi fokusannya, agar masyarakat Keerom yang mayoritas bertani mendapatkan kemudahan sehingga mampu meningkatkan pendapatannya.
“Jalan ini sangat penting karena mempersingkat waktu kita jika mau ke Kota Jayapura ketimbang harus melewati jalan utama Trans Papua. Dengan begitu peningkatan ekonomi secara otomatis akan terjadi seiring mudahnya keluar masuknya barang apalagi hasil pertanian,” ujar mantan Ketua DPRD Keerom periode 2019-2024 ini.
Sementara dalam reses itu juga terungkap sejumlah masalah yang tengah dihadapi oleh masyarakat, salah satunya ketidakpastian harga hasil pertanian. Hal ini sangat berdampak kepada pendapatan petani yang cenderung menurun dan berubah-ubah.
“Modal pertanian semakin besar karena harga pupuk dan lain sebagainya ada peningkatan harga, tapi harga jual juga berubah-ubah, kadang mahal, kadang tiba-tiba jadi sangat murah. Ini menyulitkan kami dalam memastikan antara modal dan keuntungan yang bisa diperoleh,” ujar Sutikno salah satu petani di Disktik Skanto.
Untuk itu diharapkan masalah harga pupuk, bibit dan alat pertanian mendapat perhatian dari DPR Papua sehingga petani bisa lebih menekan modal kerja. Disamping itu kestabilan harga jual diharapkan mendapat penanganan serius karena berkaitan dengan pendapatan petani.
Mendengar berbagai keluhan dan aspirasi dari masyarakat, Bambang berjanji akan membawa hal tersebut dalam rapat di DPR Papua, sehingga segera bisa menjadi perhatian bersama guna mencari solusinya.
“Terima kasih atas aspirasinya, kita akan berjuang bersama di DPR Papua sana agar kedepan pembangunan daerah kita ini semakin meningkat dan sejalan dengan harapa masyarakat,” tuturnya. (alf)