JAYAPURA, PapuaSatu.com – Dukacita mendalam serta penyesalan atas peristiwa kekerasan terhadap guru dan tenaga kesehatan (Nakes) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo menjadi keprihatinan semua pihak, tak terkecuali Sinode GKI Di Tanah Papua.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Pdt. Andrikus Mofu, M.Th, Ketua Sinode GKI Di Tanah Papua saat menggelar jumpa pers di Sekretariat Sinode GKI Di Tanah Papua, Kotaraja Dalam, Kota Jayapura, Rabu (26/3/25).
“Peristiwa penembakkan para guru dan tenaga medis di Kabupaten Yahukimo Distrik Anggruk pada tanggal 21 Maret 2025 sangat kami sesalkan serta membuat kaget semua pihak, secara khusus kami pimpinan GKI DI Tanah Papua,” ungkapnya.
Dikatakan, Angguruk adalah wilayah pelayanan GKI Di Tanah Papua. Klasis GKI Yalimu Angguruk memiliki 65 jemaat yang tersebar di 8 lingkungan dan 9 distrik.
“Di pusat Klasis kami memiliki SD YPK Daniel Anggruk di mana para guru yang menjadi korban bekerja sebagai pengajar,” lanjutnya.
Dikatakan juga, bahwa Pusat Klasis GKI Yalimu – Anggruk selama ini sangat aman dan tidak pernah terjadi peristiwa kekerasan seperti yang terjadi saat ini.
Karena itu, Badan Pekerja Sinode GKI Di Tanah Papua menyampaikan bahwa:
1. Kami sangat sedih berdukacita dan menyesali peristiwa yang terjadi pada wilayah Pelayanan GKI dimana para guru dan tenaga Kesehatan telah bekerja bagi kemanusiaan dalam mencerdaskan serta melayani Kesehatan masyarakat menjadi korban akibat kekerasan yang telah terjadi.
2. Peristiwa penyerangan bkepada tenaga pendidik, merusak sekolah, menyerang tenaga medis sungguh – sungguh merusak pekerjaan Injil yang telah membawa terang keselamatan, merusak iman kekristenan, pembebasan serta merusak nilai-nilai kemanusiaan di jantung pusat Pekabaran Injil GKI di daerah pedalaman Papua di Klasis Yalimu Angguruk pada masa – masa minggu sengsara Yesus Kristus.
3. Para pendidik dan tenaga medis sedang melakukan amanat Agung Yesus Kristus dalam Injil Matius 28: 19 – 20.
4. Tindakan kekerasan ini bukan hanya mengakibatkan korban dari para guru dan tenaga Kesehatan tetapi juga menutup akses Pendidikan dan Kesehatan bagi warga gereja yang selama ini membutuhkan layanan Kesehatan dan pendidikan bagi kemajuan orag asli Papua untuk maju dan menjadi tuan di negerinya sendiri.
5. Peritiwa ini sangat kami sesali sebab akibat yang terjadi pada kondisi ini adalah warga gereja yang adalah warga masyarakat menjadi takut, merasa tidak aman, akhirnya saat ini mengungsi ke hutan, ini mengakibatkan kekuatiran kami akan kondisi kesehatan, keamanan para pengungsi khususnya perempuan dan anak.
6. Peristiwa ini mengakibatkan akses keluar masuk bagi pelayanan publik dan aktifitas masyarakat bagi usaha pencaharian masyarakat dan pelayanan baik pemerintah maupun gereja menjadi terganggu.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga menyatakan :
1. Turut berduka bersama keluarga ibu guru Rosalia Rerek Sogen dan para guru dan tenaga medis yang telah menjadi korban atas perisriwa ini.
2. Warga GKI Di Kabupaten Yahukimo dan sekitarnya untuk tetap tenang dan kami akan segera berkoordinasi untuk memastikan keselamatan bagi warga gereja yang ada di Anggruk maupun di hutan tempat pengungsian saat ini.
3. Meminta kepada Penatua, Penginjil, Guru Jemaat, Pendeta, Pemerintah daerah, aparat TNI dan Kepolisian mengecek penyebab situasi ini, melakukan percakapan pastoral untuk menenangkan Masyarakat yang adalah warga gereja
4. Sinode GKI akan segera mengambil Langkah cepat dalam kerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan untuk menangani situasi di Klasis GKI Yalimo
5. Menghimbau agar pihak – pihak yang tidak berkepentingan agar berhenti menyebarkan berita – berita hoax atas peristiwa ini.
Pdt. Andrikus Mofu juga berharap keamanan di Yahukimo, khususnya di Distrik Anggruk segera pulih dan akses pelayanan kembali dibuka.
Pihaknya juga telah menyiapkan tim untuk ke Distrik Anggruk guna melihat situasi langsung di lokasi, serta siap mengirimkan bantuan, seperti bahan makanan guna membantu meringankan kesulitan warga setempat.
Untuk diketahui, sekolompok orang yang mengklaim sebagai bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah menyerang para guru dan tenaga kesehatan (Nakes) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Jumat (21/3/25) dan pada Sabtu (22/3/25).
Dalam peristiwa tersebut menyebabkan satu orang guru bernama Rosalina meninggal dunia, dan lima orang guru serta seorang Nakes luka-luka.
Dalam.peristiwa yang menimbulkan trauma berat bagi warga setempat, juga menyebabkan sejumlah bangunan rumah rata dengan tanah karena dibakar dan bangunan sekolah dirusak.[yat]