TIMIKA, PapuaSatu.com – Tim binmas noken yang dipimpin oleh Ipda Ambo Arjana bersama tiga personil Binmas Noken dan empat orang anggota komunitas Pi Ajar, mengunjungi SD YPPGI Kwamki Lama 2, yang terletak di kampung Olarowa,
Menurut salah satu guru yang akrab dengan panggilan Pak Pemburu Wenda yang sudah lima tahun mengajar di sekolah tersebut mengatakan, awalnya anak-anak belajar di gedung sekolah yang terletak di SP 3.
Dampak perang suku yang selalu berkelanjutan serta kondisi bangunan sekolah yang dipakai oleh masyarakat untuk perang suku, sehingga tidak memungkinkan untuk proses belajar mengajar.
Pak guru Pemburu Wenda yang berasal dari Wamena juga menceritakan bahwa anak-anak yang belajar di SD tersebut pada umumnya anak-anak yang berasal dari Wamena.
Orang tuanya tidak ingin anak-anaknya tidak sekolah, sehingga proses belajar mengajar dialihkan sementara ke gedung Gereja Baptis YPPGI Kwamki Narama.
Walaupun belajar di halaman gereja dan di lapangan, mereka semangat dalam belajar. Hal itu tampak dengan antusiasme mereka saat mendengarkan cerita dan pelajaran tentang kebangsaan NKRI, serta bermain bola yang diajarkan oleh tim Binmas Noken Polri.
“Saya jadi presiden…. saya jadi polsi…. saya jadi tentara…. saya jadi pilot…. saya jadi bupati,” itulah sahutan dari anak-anak SD YPPGI Kwamki Lama 2 ketika ditanya “anak-anak mau jadi apa nanti kalau besar?” oleh Ipda Ambo.
Lebih seru lagi ketika anak-anak diajak melihat wilayah Indonesia melalui peta.
Sorak-soraipun terdengar keras bersahutan saat ditanya mana pulau Papua, pulau Kalimantan, pulau Sulawesi, pulau Sumatra, pulau Maluku, pulau Jawa, mereka terlihat senang dan bahagia, sambil menyanyikan lagu dari “Sabang sampai Merauke”.
Merakit pesawat dan menerbangkannya bersama-sama menambah keceriaan mereka mengakhiri kegiatan Binmas Noken Pi ajar di Kwamki Narama.
Pada kesempatan itu Binmas Noken juga menyerahkan peralatan olah raga dan alat tulis.
Secara spontan salah seorang anak maju ke depan dan menyampaikan kalau dia mau kasih tau ke bapaknya jangan lagi perang-perang, karena nanti dia dan teman-teman tidak bisa belajar.[yat]