JAYAPURA, PapuaSatu.com – Lucky Mahakena, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Kaupaten Mimika, menyatakan bahwa pemahaman Ideologi yang dimiliki oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sudah saatnya disingkirkan.
Tanpa menguraikan apa pemahaman dimaksud, yang jelas Lucky menegaskan bahwa, seluruh komponen masyarakat di Papua, seperti di Banti dan Arwanop yang selama ini menjadi basis KKB, untuk lebih memikirkan kesejahteraan rakyat.
“Terkait dengan beberapa pemahaman kelompok KKB di dalam wilayah NKRI harus disingkirkan, dengan cara melihat perkembangan Papua,” ungkapnya dalam pers release yang diterima PapuaSatu.com, Kamis (2/8/2018).
Karena, menurutnya, Papua adalah merupakan kandungan dalam NKRI dan pemerintah NKRI sudah menyediakan pembanguan.
“Masyarakat yang ada di daerah-daerah seperti di Banti, Arwanop dan lain-lain marilah kita bersama-sama mengisi pembangunan di Papua, agar kedepannya kesejahteraan masyarakat Papua bisa dirasakan bersama-sama,” ungkapnya.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat Papua untuk meninggalkan pemahaman atau ideologi dari KKB.
“Tinggalkan dan isi dengan berpartisipasi dalam membangun Papua. Indonesia sudah merdeka kurang lebih 72 tahun, dan sekarang adalah saatnya bagaimana kita menikmati kemerdekaan tersebut,” tegasnya.
Untuk masyarakat Papua yang masih ada ideologi seperti KKB, diminta ditinggalkan, karena sangat tidak memberikan sebuah kebahagiaan dan kemakmuran.
“Banyak masyarakat Papua yang belum paham tentang Undang-Undang Darurat tentang penggunaan senjata tajam dan masih membawa alat-alat tajam seperti parang, kapak, panah. Alat-alat seperti itu bisa merugikan masyarakat, bisa mengganggu aktivitas masyarakat yang lain dan malah menjadi ancaman bagi masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga meminta kepada aparat Polri harus melakukan tindakan sehingga masyarakat bisa tertib.
“Kita hidup dengan aturan, maka dengan meninggalkan semua yang bertentangan dengan aturan Negara, berarti masyarakat akan aman, terlindungi, dan seluruh masyarakat Papua akan damai dan sejahtera,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Direktris Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (Yahamak), Arnolf Ronsumbre mengungkapkan bahwa masyarakat Papua punya harga diri, dan mengimbau dengan tegas dan keras sekaligus mengajak kepada masyarakat Papua yang ada dimanapun, jika masih tergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), maka segeralah keluar dari KKB, lepaskan apa yang disebut dengan KKB.
Karena, kemerdekaan bangsa Indonesia telah diraih sejak Tahun 1945, dan sekarang waktunya mengisi dengan pembangunan, pendidikan, kesehatan.
“Sehingga masyarakat Papua yang masih tergabung dengan KKB tinggalkanlah dan mari bersama kita isi kemerdekaan ini dengan pembangunan,” ajaknya.
Sebagai orang Papua asli dan juga warga Indonesia, kata Arnolf Ronsumbre bahwa kita tidak bisa menciptakan negara dalam negara seperti yang diinginkan KKB.
“Kita punya hak hidup, masyarakat Papua yang di gunung dan di pesisir Papua, juga butuh pembangunan. Jadi saya imbau kepada masyarakat Papua yang tergabung dalam KKB, untuk meninggalkannya,” imbaunya lagi.
KKB, menurutnya, sampai kapanpun tidak akan selamat walupun itu di akhirat, karena telah merenggut nyawa orang yang tidak sedikit.[yat]