JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kepolisian Sektor Depapre mengajak masyarakat di Kampung Waiya, distrik Depapre, kabupaten Jayapura untuk bersama-sama memerangi dan melawan penyebaran berita-berita hoax, pungli maupun Anti rasisme.
“Kami datang untuk memberikan sosialiasikan kepada mayarakat terkait anti hoax, pungli dan rasis yang selama terjadi baik di medsos maupun dalam pemberitaan media online yang tidak bertanggungjawab,” ujar Kanit Provost Polsek Depapre, Bripka Marhaban, Minggu (15/09/2019).
Menurutnya, sosialisasikan yang dilakukan lantaran sering beredarnya berita melalui media sosial yang tidak benar/hoax. “Jadi kami datanguntuk mengajak warga agar semua selektif dalam menerima suatu berita,” ujarnya.
Apabila ingin ikut serta menyebarkan maka harus mengecek kembali apakah berita itu benar atau tidak. Sebab jikalau berita tersebut tidak benar/hoax lalu ikut menyebarkan, maka konsekuensi hukum harus diterima.
“Konsekuensi terhadap penyebaran berita bohong bis amenjalani hukuman penjara berdasarkan Undang-undang ITE,” tegas dia.
Selain itu, lanjut Bripka Marhaban, semua pungutan yang tidak mempunyai dasar hukum maka dianggap pungutan liar (pungli). “jadi masyarakat harus paham apa itu pungli, apabila menemukan pungli segera laporkan kepada pihak Kepolisian, kami siap menindaklanjuti setiap pengaduan masyarakat. Masyarakat harus berperan aktif dalam pemberantasan pungli, karena pemberi dan penerima pungli sama sama bisa diproses hukum,” pungkasnya.
Lebih lanjut disampaikan Bripka Marhaban bahwa, Papua telah dipercayakan menjadi tuan rumah pada pelaksanaan PON XX tahun 2020.
Kepercayaan ini, Pemerintah Provinsi Papua terus melakukan berbagai persiapan terutama pembangunan stadion termegah kedua di Indonesia yaitu Stadion Papua Bangkit yang terletak di Kabupaten Jayapura.
Untuk itu ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menggelorakan semangat guna mensukseskan PON XX nanti, sukses sebagai penyelenggara, sukses sebagai tuan rumah yang baik, dan yang utama sukses dalam prestasi olah raga yang akan dilombakan.
“Kita semua diciptakan Tuhan adalah sama, meskipun kita berbeda suku, agama, ras, dan golongan sosial lainnya, tapi kita sama dimata Tuhan,” katanya.
“kita semua adalah saudara satu nusa satu bangsa yang dipersatukan oleh Pancasila sebagai satu kesatuan NKRI, maka dari itu tidak boleh kita merasa lebih dari saudara kita yang lain dan tidak boleh kita memandang rendah saudara kita yang lain, karena kita adalah satu Indonesia,” imbuhnya. [loy]