Thaha : Umat Islam Jangan Terprovokasi Peristiwa Pembakaran Bendera di Jawa Barat

536

JAYAPURA, PapuaSatu.com – Kasus pembakaran bendera yang sering dipakai Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) disebut bendera tauhid atas dasar tulisan yang tertera pada bendera tersebut, menuai sorotan dari berbagai kalangan.

Pembakaran bendera yang sebagian masyarakat mempersepsikan sebagai bendera organisasi HTI tersebut terjadi di Garut Jawa Barat, oleh Banser.

Salah satu tokoh muslim Papua, Thaha Alhamid pun mengeluarkan imbauannya agar umat Muslim di Papua tidak terprovokasi atas peristiwa tersebut.

Thaha Al Hamid selaku pendiri Majelis Muslim Papua menyesalkan peristiwa ini, dan mengatakan bahwa HTI merupakan ormas yang sudah dilarang oleh pemerintah.

“Dari peristiwa ini marilah kita mengambil bilhikmah atau garis tengah, kita tidak bisa membiarkannya dan harus ada langkah yang dilakukan oleh para ulama yaitu mendinginkan situasi ini sehingga diantara umat muslim tidak terjadi bentrok,” ungkapnya, Jumat (26/10/2018).

Thaha berharap kepada para ulama dan habib untuk bisa membangun pandangan-pandangan yang lebih soft.

“Ingat peristiwa ini terjadi di ambang politik, dan ini merupakan tugas kepolisian untuk memprosesnya,” terangnya.

Lebih lanjut kata Thaha yang juga merupakan ketua majelis penasehat HMI, bahwa kaum muslimin tidak perlu terpancing untuk melakukan demo, namun para ulama bisa mengumpulkan majelisnya di masjid-masjid, di surau untuk membaca Yasin dan serahkan kepada Allah SWT.

“Keberadaan kita di manapun itu harus menjadi rahmat bagi semesta alam,” ujarnya.

Dikatakan, peran yang terbesar ada pada para ulama dan pengkhotbah.

“Jadi perlu melakukan komunikasi dan duduk bersama untuk menenangkan umat. Kewajiban kita adalah menjaga status negara ini menjelang Pilpres,” tandasnya.

Selaku ketua dewan penasehat Ansor Provinsi Papua, dirinya menghimbau untuk tidak ada tindakan arogan yang dapat melukai diri orang lain dan diri sendiri, dan melihat peristiwa tersebut adalah teguran dari Allah SWT.

“Kepada seluruh pimpinan seperti KH Agil Sirat dan seluruh ormas islam yang besar untuk membuka komunikasi dan tabayun, dikwatirkan peristiwa ini diboncengi oleh politik dan ini akan membuat luka besar bagi bangsa Indonesia,” harapnya.

Tha juga meminta  Wakil Presiden Yusuf Kalla dapat mengumpulkan seluruh tokoh dan pimpinan agama sehingga tidak terjadi pergerakan-pergerakan yang mengadu domba antar umat Islam.[yat]