JAYAPURA, PapuaSatu.com – Masyarakat Kabupaten Jayawijaya diimbau tetap tenang dan tolak segala bentuk Isu-isu dan berita bohong (hoax) yang berkembang.
Imbauan tersebut dikeluarkan Tokoh Masyarakat Kabupaten Jayawijaya Alex Silo Sukarno Doba, Kamis (26/9/19).
Sebagai Anak asli Baliem, Alex Silo Sukarno Doba mengatakan kepada pemerintah Provinsi Papua dan Kepala Daerah di kabupaten/kota untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara kepada generasi muda Papua, agar tak mudah terprovokasi oleh isu-isu perpecahan bangsa ini.
“Bela negara seharusnya sudah mulai dilakukan sejak anak-anak di bangku sekolah dasar,” ungkapnya.
Apalagi, menurutnya, belakangan ini sekelompok orang mulai menyebarkan isu mendukung aksi unjuk rasa hingga menimbulkan perpecahan.
“Kami secara tegas menolak sejumlah aksi unjuk rasa yang menggunakan simbol radikal separatis,” tegasnya.
Setelah kejadian tanggal 23 September 2019, dimana Kota Wamena dibuat hancur oleh sekelompok orang yang tidak menghargai adat istiadat orang Papua dengan merusak, membakar, fasilitas umum dan memprovokasi masyarakat dengan berita hoax hingga menimbulkan korban jiwa, saat ini Kabupaten Jayawijaya mulai kondusif.
“Kami selaku tokoh masyarakat Kabupaten Jayawijaya mendukung adanya penegakkan hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan untuk menjaga Kabupaten Jayawijaya agar tetap aman,” tegasnya lagi.
Hal itu, karena kelompok pengacau yang membuat anarkis di Kota Wamena, sangat meresahkan masyarakat, sehingga membuat lambatnya pembangunan di Kabupaten Jayawijaya.
“Sekali lagi saya minta kepada masyarakat Kabupaten Jayawijaya untuk bersama menjaga Kabupaten Jayawijaya agar tetap aman dan damai, kami tolak dengan tegas keberadaan kelompok-kelompok yang mencari keuntungan untuk menimbulkan perpecahan di Tanah Papua, mereka tidak menghargai dan menghormati jasa para pahlawan Papua yang dulu ikut berperang melawan penjajah demi Kemerdekaan Indonesia,” tuturnya.
Dan kepada Generasi Papua, dimintanya, untuk tidak terpengaruh dengan ajakan kelompok tertentu yang merusak masa depan Papua.
“Tugas kalian belajar dan menuntut ilmu sebanyak-banyaknya mencari pengalaman dan kembali membangun Tanah Papua untuk masa yang akan datang,” imbaunya.[yat]