MULIA, PapuaSatu.com – Dibawah naungan tema “Bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah dan memberi buah” dihelat penamatan 13 Siswa Alkitab di Lapangan Sekolah Alkitab Mulia kabupaten Puncak Jaya, (6/6/2018).
Penamatan siswa utusan Gereja GIDI dari berbagai klasis di kabupaten Puncak Jaya ini diawali ibadah bersama dan dilanjutkan penyerahan Ijazah dari Kepala Sekolah Alkitab Pdt. Enar Wonda, S.Th yang disaksikan langsung oleh Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda, Wakil Bupati Deinas Geley, Wakil Presiden Gidi usman Kobak, dan seluruh muspida kabupaten Puncak Jaya.
Pantauan di lapangan, telihat suasana penamatan siswa Alkitab yang sudah menempuh tiga tahun juga ditandai peringatan 50 tahun (Jubelium) hari berdirinya Sekolah Alktitab di Kota Mulia, kabupaten Puncak Jaya.

Meski memiliki keterbatasan karena suasana kompleks sekolah Alkitab di hiasai dengan bangunan honai-honai Injil yang berjejer digunakan sebagai mes Siswa diselimuti lapangan rumput hijau ini, namun siswa sekolah alkitab mampu mengikuti hingga proses penamatan.
Wakil Presiden GIDI Indonesia Pdt. Usman Kobak, S.Th dalam khotbahnya menyebutkan orang Mulia, Tuhan telah memberikan kepercayaan yang besar sehingga pekabaran Injil mampu menyelamatkan orang Papua.
“Iman kita bukan karena kita melihat namun percaya apa yang ada dalam Firman Tuhan. Kecanggihan teknologi dengan hadirnya ponsel atau Hp saat ini membuat umat makin malas untuk buka Alkitab karena pengaruh Hp,”ungkapannya
Oleh karena itu, Iman yang timbul dari Firman Tuhan adalah pengetahuan yang benar dan apabila mendengar Firman Tuhan maka pertumbuhan tentang pengetahuan yang baik itu akan selalu tumbuh. “Bukan kita yang memilih Tuhan tetapi Tuhanlah yang memilih kita, dalam hal ini lebih khusus bagi orang Lani sebagai pemimpin gereja,” ujarnya.
Pdt. Usman Kobak menegaskan, suatu saat orang akan melihat bahwa orang Lani banyak jiwa diselamatkan, sehingga mengajak semua umat Tuhan untuk selalu bersyukur apa yang Tuhan berikan kepada setiap umatnya, dan umat harus lebih dekat untuk mengenal Tuhan.
Ia menilai Sekolah Alkitab di kabupaten Puncak jaya telah menjadi berkat bagi semua orang lebih khusus bagi mereka yang telah ditamatkan. Sebab melalui siswa yang baru saja ditamatkan Injil akan terus disampaikan ke ujung bumi.
Ditengah acara dilakukan penamatan sekaligus pelepasan 13 orang siswa Alkitab yang ditandai penyerahan ijazah dari kepala sekolah Pdt. Enar Wonda, S.Th.
Kepada siswa – siswi yang ditamatkan berasal dari berbagai utusan gereja GIDI dari berbagai Klasis meliputi calon Klasis Gurage, Klasis Mulia, dan Klasis Yalu yang telah menepuh pendidikan selama 3 tahun di sekolah Alkitab Mulia.
Kepala Alkitab Pdt. Enar Wonda, S.Th mengatakan, siswa yang menimba ileum tentang alkitab selama tiga tahun tidak terlepas atas bantuan dari pemerintah daerah kabupaten Puncak jaya dan dari berbagai denominasi gereja maupun ikatan warga.
“Kami patut berterimakasih karena siswa bisa menempuh pendidikan sekolah alkitab selama tiga tahun, hingga akhirnya mareka mendapatkan hasil yang ditandai dengan penyerahan Ijazah,” ujarnya.

Pdt. Gandius mengisahkan dalam pembacaan sejarah singakat bahwa asal mula berdirinya sekolah Alkitab diawali dengan momen pembaptisan oleh Misionaris pada tanggal 12 Februari 1963 kepada utusan 51 orang pertobatan pertama.
Saat bersamaan juga merupakan beban bagi Misionaris untuk melanjutkan pekabaran Injil ke seluruh Papua, yang mana Pdt. Leon Delingger sebagai Misionaris perintis akhirnya memindahkan sekolah ke Mulia wilayah Yamo. Siswa pertama dari wilayah Bogo dan Yamo hanya 6 orang namun seorang siswa asal wilayah Yamo dikeluarkan karena melanggar aturan sekolah.
Penamatan pertama masih hidup dan menjadi saksi sejarah siswa pertama yaitu Pdt. Genanimban Wonda sedangkan rekan seangkatan lainnya sudah meninggal dunia. Total sampai saat ini siswa/i yang telah ditamatkan sebanyak 1.206 siswa.
Jumlah yang sangat besar itu saat ini banyak yang telah mengukir sejarah pelayanan di pulau Papua dan mengabdi di beberapa gereja pelayanan. Salah satu alumni adalah orang tua Bpk. Wakil Bupati Deinas Geley dan Presiden Gidi pertama adalah Pdt. Gun Wanena yang langsung menjabat selepas 6 bulan dari penamatan.
Dalam momen itu diberikan penghargaan kepada alumni siswa/i Alkitab kepada Pendeta Gidi dari angkatan pertama, ketiga dan kelima yang diberikan Bupati, Muspida dan Wapres Gidi.
Pada kesempatan itu, Wakil Presiden GIDI Pdt. Usman Kobak mengatakan dalam amanat agung kita tidak boleh pegang penginjilan lalu lepas pengajaran. Sekolah Alkitab Mulia ini adalah mama bagi penginjilan dan pengajaran bagi berkat Tuhan bagi semua.
Saat ini ada 20 lebih sekolah Alkitab di seluruh Papua untuk melengkapi tubuh Kristus. Oleh karenanya harus mendapat perhatian penuh dari semua pihak karena Gereja ini besar” jelas Dorman. Dorman juga menambahkan bahwa gereja dan pemerintah harua bersatu karena melayani hal yang sama, pemerintah menyebut masyarakat, gereja menyebut jemaat.
Hadir pula dalam acara tesebut ketua DPRD Nesco Wonda bersama jajaran, Wakil Bupati Deinas Geley, Kapolres Puncak Jaya AKBP Indra F. Napitupulu, yang mewakili Dandim 1714/PJ, Ketua PKK Ny. Ursula Waminop, ketua KPU Jenifer Darling Tabuni, juga turut hadir ketua STT GIDI Jayapura Pdt. Lenis Kogoya bersama para dosen, Kepala Suku Yulenus Enumbi.

Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda menyampaikan dalam sambutannya menegaskan, Pemerintah kabupaten Puncak Jaya telah berkomitmen untuk menjaga kerukunan antar umat beragama. “Kami tidak pernah membedakan antar suku, agama dan ras. Kita harus berkomitmen untuk menjadikan Puncak Jaya seperti dulu kala yaitu Kasih harus di bangun di tempat ini,” katanya
Ke depan, tegas Bupati, para siswa/i yang telah ditamatkan ini akan menjadi pemimpin – pemimpin besar di Puncak Jaya dan daerah lain. “Kami berterima kasih kepada tua – tua yang masih melayani sampai saat ini di Puncak Jaya,” tukasnya.
Untuk itu, Bupati Yuni menegaskan, bahwa pihaknya akan membangun sebuah Aula serta ruangan sekolah permanen untuk menampung siswa sekolah Alkitab. “Saya berjanji, Pemerintah Daerah akan membangun sebuah Aula dan ruang sekolah permanen bagi siswa Alkitab,” tukasnya.
“STT GIDI sekarang sudah mencapai S2 dan kedepannya akan disediakan untuk S3, Pemerintah akan menjamin Beasiswa untuk para Siswa/i di sekolah ini. Pemerintah tidak akan lepas tangan dalam pembiayaan sekolah GIDI” ungkap Bupati Yuni.
Namun pada kesempatan itu, Bupati Yuni Wonda melarang keras kader – kader gereja ikut berkecimpung di dalam pemerintahan atau dunia politik, karena itu para alumni dari STT GIDI, STAKIN dan Sekolah Kebenaran lainnya tidak akan diterima di pemerintahan dan akan di serahkan sepenuhnya kepada pekerjaan gereja. [humas/loy]